Ia melanjutkan, kerjunas ini diikuti oleh 116 peserta dan 250 starter yang nantinya disaring lagi untuk diikutkan ke Kejuaraan Presiden di Sentul, Jakarta dan persiapan PON.
"Untuk atlet dari Semarang yang ikut ada di kelas motor sport, kemudian Jateng yang ikut merupakan atlet PON Papua," tutur Santo.
Sekretaris Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Provinsi Jateng, Lilik Kusnandar menyebutkan, Kerjunas Motoprix 2022 jadi ajang balap pertama yang digelar di sirkuit permanen yang ada di Jateng.
Dengan adanya kerjunas itu, maka daerah lain di Jateng bisa semakin termotivasi untuk memiliki sirkuit permanen agar bisa dipakai saat menggelar ajang balap nasional maupun internasional.
"Dengan banyaknya event dapat menambah jam terbang atlet dan meningkatkan prestasi, tak hanya nasional tapi internasional," terangnya.
Lilik mengklaim, sebenarnya banyak penyelenggara yang antuasias untuk mengadakan ajang balap di Jateng.
Kendati demikian, minimnya sirkuit permanen di Jateng menjadi kendala yang menghambat mereka.
"Terlebih di kabupaten/kota, jika akan mengajukan perizinan menggunakan lahan jalan umum relatif lebih susah," ungkapnya.
Terkait kondisi sirkuit permanen di Mijen, salah satu pembalap MP 2, Muhammad Diantra Mahadipa mengaku trek sirkuitnya agak sulit ditaklukkan.
Pasalnya, kondisi lintasan yang licin membuatnya kesulitan untuk mengimbangi kecepatan motor yang ditungganginya.
"Berat badan saya ringan jadi kesulitan saat balapan, jadi motornya geser terus," ujarnya.
Ia menambahkan, untuk sekarang dirinya akan fokus guna mengikuti ajang Asian Road Race Championship (ARRC) 2022 di Malaysia sebagai pembalap wild card.
"Nanti saya gabung dengan tim dari Malaysia," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Video Promotor Kesulitan Membuat Kejurnas di Jateng karena Minim Sirkuit Permanen.