Pada tes pramusim MotoGP di Sepang 2016 silam, terjadi kecelakaan parah yang dialami Loris Baz yang kala itu membela Avintia.
Baz yang sedang melaju di trek lurus hingga kecepatan 290 km/jam, tiba-tiba terjatuh hingga motornya rusak parah.
Tidak ada permasalahan teknis dari mesin ataupun elektronik yang menyebabkan Baz kecelakaan.
Tapi ternyata terjadi gara-gara tekanan ban motor Ducati Desmosedici yang dipakainya berada di bawah standar yang ditetapkan Michelin.
Terlihat jelas dari kondisi ban yang pecah dari motor Baz.
Kabarnya tim Avintia sengaja mengurangi tekanan ban dalam jumlah tertentu, meskipun pada akhirnya Michelin lah yang kena karena tim membantahnya.
Setelah kecelakaan kontroversial, MotoGP mewajibkan adanya sensor tekanan udara untuk mengawasi masalah tekanan ban ini.
Di MotoGP Prancis 2022 akhir pekan ini, Piero Taramasso selaku bos Michelin juga memberikan peringatan buat tiap tim soal tekanan ban ini.
Selain berbahaya, Taramasso juga tak yakin pengurangan tekanan ban ini berbanding lurus dengan performa.
"Mengurangi tekanan udara pada ban tidak begitu begitu saja memberikan keuntungan, harus ada data untuk membuktikannya. Batas minimal yang kami ajukan dan telah disetujui FIM adalah angka paling ideal, jika berbicara soal grip ban," ujar Taramasso dari GPOne.com.
"Apa yang terjadi antara mobil dan motor berbeda, karena grip motor lebih kecil, jadi tekanan rendah malah akan mengganggu performa motor," tegasnya.