KPBB Berharap Formula E Jakarta Bisa Percepat Momentum Kepopuleran Kendaraan Listrik di Indonesia

Muhammad Rizqi Pradana - Senin, 9 Mei 2022 | 21:15 WIB

KPBB berharap Formula E Jakarta bisa jadi momentum kepopuleran kendaraan listrik di Indonesia. (Muhammad Rizqi Pradana - )

GridOto.com - Kejuaraan Dunia balap mobil listrik Formula E akan menyambangi Jakarta pada 4 Juni 2022 nanti.

Tidak hanya para penggemar balap, Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) juga menjadi salah satu pihak yang menantikan Formula E Jakarta.

Pasalnya, mereka berharap Formula E Jakarta dapat semakin mempopulerkan kendaraan listrik (EV) terutama mobil listrik kepada masyarakat luas.

“Ini adalah momentum, pemicu bagi kita semua untuk menggeser kecenderungan kita,” ujar Ahmad Safrudin Executive Director KPBB dalam webinar, Senin (9/5/2022).

“Yaitu untuk memindahkan fokus dari teknologi mesin bakar yang berpolusi dan boros energi, ke EV yang rendah karbon dan nol emisi dalam konteks polusi udara,” lanjut pria yang akrab disapa Puput itu.

Puput mengatakan, jika adopsi kendaraan rendah emisi termasuk EV terus digalakkan maka Indonesia dapat menekan angka emisi CO2 yang dihasilkan.

Karena menggunakan angka emisi pada 2019, transportasi darat di Indonesia menyumbangkan 255 juta ton CO2 dan jika tidak ditekan dapat terus naik menjadi 470 juta ton pada 2030 nanti.

“Jika bisa konsisten menerapkan Low Carbon EV, bisa mengurangi gas rumah kaca sampai 59 persen pada 2030 nanti,” sebut Puput.

“Angka tersebut jauh melampaui target NDC yang hanya sampai 41 persen,” lanjutnya.

Baca Juga: Prediksi Lap Time dan Top Speed Formula E Jakarta Pakai Simulator, Secepat Apa Dibandingkan Sirkuit Lainnya?

Tapi tidak hanya dari segi emisi, Puput mengatakan adopsi EV yang lebih cepat juga akan memberikan banyak manfaat dari segi ekonomi.

Salah satu yang paling besar adalah dari penghematan dari berkurangnya kebutuhan pengadaan BBM.

“Pada 2030, proyeksi penghematannya sendiri adalah sebesar 59 juta kiloliter untuk jenis bensin dan 56 juta kiloliter untuk jenis solar,” kata Puput.

“Dari situ saja kira-kira sudah hemat senilai Rp 677 triliun, kalau ditambah multiplier effects lainnya total penghematannya bisa Rp 9.603 triliun,” tambahnya.

Sebagai penutup, Puput juga berharap Formula E Jakarta bisa menciptakan momentum di mana kendaraan listrik akhirnya dilihat sebagai teknologi yang sudah ‘matang’ oleh masyarakat luas.

Sehingga mereka yang tadinya masih ragu mengadopsi kendaraan listrik, menjadi lebih yakin mengambil keputusan tersebut.

Selain itu, ia juga berharap Formula E Jakarta dapat memancing pemerintah pusat untuk memberikan insentif yang lebih menyeluruh untuk kendaraan rendah emisi termasuk EV.

Karena hingga saat ini, harga kendaraan rendah emisi masih dua hingga tiga kali lipat dari kendaraan konvensional.

 “Jangan mau kalah dengan Jakarta, yang 2020 lalu langsung memberikan BBN 0 persen untuk kendaraan listrik,” ujar Puput.

“Itu luar biasa untuk level daerah, tapi untuk kebijakan fiskal lain yang lebih luas kan kewenangan pusat,” tutupnya.