GridOto.com - Mobil Red Bull RB18 yang dikendarai Max Verstappen dan Sergio Perez punya masalah daya tahan di awal F1 2022.
Dari tiga seri yang sudah berjalan, Max Verstappen sudah gagal finis sebanyak dua kali gara-gara masalah teknis dan Sergio Perez sekali.
Hal itu bertolak belakang dengan apa yang terjadi di F1 2021, di mana Verstappen sebagai juara F1 2021 hampir tak pernah mengalami masalah teknis sepanjang musim
Hasil yang sangat mengecewakan, karena Verstappen harus DNF saat berada di posisi kedua dan berpeluang mendapatkan poin-poin yang sangat berharga.
Tapi, ternyata daya tahan power unit bukan satu-satunya masalah power unit buatan Red Bull Powertrain (Honda) ini.
Ada beberapa hal lain yang menjadi masalah mobil Red Bull musim ini.
"Ada dua atau tiga hal berbeda. Pertama memang soal ketahanan, yang mana itu jarang kami dapat tahun lalu," ungkap penasihat Red Bull, Helmut Marko, dilansir GridOto.com dari Planet F1.
Hal lainnya adalah soal kecepatan yang berhubungan dengan soal manajemen ban.
"Tapi melaju lambat di belakang Ferrari juga menjadi masalah sekarang. Mereka bisa mengontrol kecepatannya dan tanpa mengalami degradasi ban signifikan. Jika Max mengejat, Leclerc bisa bereaksi dengan mudah," jelasnya.
"Kami terkejut dengan kecepaan Ferrari. Mereka tidak mudah mengalami degradasi dan kami malah sudah mengalaminya sejak beberapa lap saja," jelas Marko.
Masalah ketahanan menjadi pekerjaan rumah besar RBPT dan Honda, sedangkan degradasi ban ini bisa saja soal setting mobil.
Selain itu, Red Bull masih belum bisa memaksimalkan potensi soal bobot mobil.
"Mobil kami lebih berat dibanding Ferrari. Kami rasa kami punya ketertinggalan sekitar 10 kg," sambung Marko.
"Hal itu berpengaruh ke lap time, yang senilai sekitar 0,3 detik perlapnya," tegasnya.
Bobot mobil bisa dikurangi misalnya dengan pergantian bahan material penyusun komponen mobil.
"Mengurangi bobot ini cukup mahal. Pertama akan menemui masalah uang dan kemudian ketahanannya juga, jadi tak bisa memisahkan kedanya. Kami menemui masalah berat," jelasnya.
Meski sulit, Red Bull sudah menjanjikan masalah pengurangan bobot mobil mulai diperlihatkan pada balapan selanjutnya di Imola.