Kemudian faktor lainnya adalah karena ketersediaan atau pasokan unit kendaraan.
"Faktor kedua adalah supply side otomotif, seperti kita tahu stok kendaraan saat ini terbatas antara lain karena kendala suplai chip," terangnya.
Meski begitu Adira Finance optimistis dengan kesiapannya dalam menyalurkan pembiayaan baru dengan proyeksi pertumbuhan hingga dau digit.
"Kami memiliki dana yang cukup dan restrukturasi kredit kami sudah selesai. Ada optimisme di tahun ini tapi memand di semester 1 ada sedikit kendala," tutupnya.
Sedikit informasi, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Adira Finance telah menyetujui Laporan Tahunan Perusahaan tahun buku 2021.
Disertai pengesahan Laporan Keuangan Perusahaan
untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2021 yang telah diaudit dengan opini wajar tanpa pengecualian.
RUPST juga memutuskan membayarkan dividen tunai sebesar Rp 607 miliar atau Rp 607 per lembar saham, sekitar 50 persen dari laba bersih perusahaan untuk tahun buku 2021 dengan mekaniske pembayaran pada 29 April 2022.
Perseroan juga melaporkan penggunaan dana hasil penerbitan Obligasi Berkelanjutan V Adira Finance Tahap II Tahun 2021 senilai Rp1.300 miliar.
Sukuk Mudharabah Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap II Tahun 2021 senilai Rp 200 miliar mendanai pembiayaan konsumen setelah dikurangi biaya penerbitan.
Baca Juga: IIMS 2022 Diundur, Adira Finance Tetap Optimis Raih Total Transaksi Rp 400 Miliar
RUPST menyetujui pengunduran diri Hafid Hadeli dari kursi direktur utama.
Kemudian mengangkat I Dewa Made Susila sebagai direktur utama yang baru dan akan dinyatakan efektif menjabat setelah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan di OJK.