Baca Juga: Desain Awal Tol Yogyakarta-Bawen Sudah Dikaji Ulang, Ternyata Butuh 1.099 Bidang Lahan Lagi
Lebih lanjut, Oemi menjelaskan hingga saat ini progres pembebasan lahan untuk Jalan Tol Yogyakarta-Bawen Seksi 1 Yogyakarta-Banyurejo telah mencapai 92,28 persen.
"Sedangkan progres pembebasan lahan untuk keseluruhan Seksi 1 sampai dengan Seksi 6, adalah sebesar 10,45 persen," tutur Oemi lagi.
Jika pembebasan lahan sesuai dengan target, ia menjelaskan prioritas konstruksi selanjutnya adalah Seksi 2 Banyurejo- Borobudur, Seksi 3 Borobudur-Magelang dan Seksi 6 Ambarawa-Bawen yang ditargetkan selesai pada Kuartal II 2024.
"Seksi 2 dan Seksi 3 nantinya akan terhubung dengan Seksi 1 yang telah beroperasi terlebih dahulu," papar Oemi.
"Sedangkan untuk Seksi 6 juga akan diprioritaskan karena lahan lebih siap di wilayah Bawen yang terkoneksi dengan Jalan Tol Semarang-Solo, serta juga dikelola oleh anak usaha Jasa Marga, PT Trans Marga Jateng," lanjutnya.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian, menyampaikan bahwa pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen memiliki tantangan yang cukup tinggi.
Karena tetap harus menjaga daerah heritage dan kelestarian lingkungan, trase yang melewati potensi gempa, sungai lahar dingin hingga wilayah mata air yang harus dijaga.
"Dalam membangun jalan tol ini kita harus cepat, tapi juga tetap harus menjaga kualitas/mutu, memastikan keselamatan konstruksi hingga menggunakan produk-produk dalam negeri," kata Hedy dalam kesempatan yang sama.
"Kita percaya pembangunan jalan tol ini dapat meningkatkan peran kota Yogyakarta sebagai hub perkembangan ekonomi di Jawa bagian Selatan," tutupnya.
Baca Juga: Progres Pengerjaan Tol Yogyakarta-Solo Seksi 1 Berjalan Lamban, Izin Belum Keluar Jadi Penyebabnya
Sebagai informasi, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen tergabung dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mendukung program pemerintah dalam pengembangan infrastruktur.
Jika sudah beroperasi penuh, perjalanan dari Semarang menuju Yogyakarta atau sebaliknya akan menjadi lebih cepat, dari sebelumnya memakan waktu tiga jam menjadi hanya 1,5 jam.
Pembangunan jalan tol ini diharapkan dapat melancarkan distribusi barang dan jasa, pengembangan industri dan pariwisata serta meningkatkan konektivitas khususnya di sisi Selatan Pulau Jawa.
"Menindaklanjuti arahan Menteri PUPR terkait aspek menjaga kelestarian lingkungan hidup, maka pada Seksi 5 kami membangun konstruksi tunnel/terowongan yang menembus wilayah perbukitan, berlokasi di STA 20+300 s.d STA 20+800," papar Oemi lagi.
"Tidak hanya itu, kami juga membangun konstruksi elevated sepanjang 4,4 Km di atas Selokan Mataram yang merupakan cagar budaya Yogyakarta," tutupnya.