GridOto.com - PT Honda Prospect Motor (HPM) telah merilis Honda HR-V generasi ketiga di Indonesia secara virtual (23/3).
Honda HR-V hadir di Indonesia dengan dua pilihan mesin bensin konvensional yakni 1.500 cc aspirasi normal dan 1.500 cc turbo untuk varian RS.
Tentu saja hal ini membuat HR-V versi Indonesia cukup berbeda dengan versi globalnya yang memiliki sistem penggerak hybrid e:HEV.
Nah seandainya Honda HR-V e:HEV masuk ke Indonesia sekarang, apakah ia lebih oke dari HR-V bermesin konvensional?
Sekilas mengenai spesifikasinya, Honda HR-V e:HEV versi Thailand mesin empat silinder aspirasi normal siklus Atkinson berkapasitas 1.498 cc.
Baca Juga: Perluas Lineup Mobil Listrik, Honda Siapkan HR-V Listrik di Eropa
Mesinnya saja hanya mampu menghasilkan tenaga 106 dk/6.000-6.400 rpm dan torsi 127 Nm/4.500-5.000 rpm.
Tentu saja mesin tersebut "tidak sendirian" karena ia ditemani oleh dua motor listrik penggerak dan baterai Lithium-ion.
Motor listrik penggerak HR-V e:HEV dapat menghasilkan tenaga 131 dk/4.000-8.000 rpm dan torsi 253 Nm/0-3.500 rpm.
Kalau dibandingkan dengan mesin bakarnya, tenaga dan torsi e:HEV jelas lebih oke dari mesin 1.498 cc aspirasi normal HR-V yang memiliki 121 dk dan torsi 145 Nm.
Menariknya, motor listrik e:HEV kalah tenaga 46 dk dari mesin turbo HR-V yang mampu menyemburkan tenaga 177 dk/6.000 rpm.
Baca Juga: Mengintip Honda Civic e:HEV Eropa, Bisa Jalan Seperti Mobil Listrik?
Hanya saja soal torsi, penggerak e:HEV menghasilkan torsi 13 Nm lebih kuat dari mesin turbo HR-V dan itu sudah tersedia sejak pengemudi menginjak pedal gas.
Belum lagi soal keiritan konsumsi bahan bakar yang diklaim Honda bisa mencapai 25,6 km/l.
Di atas kertas, HR-V penggerak e:HEV potensial mengungguli HR-V bermesin konvensional terutama soal keiritan bahan bakar.
Namun di sisi lain, ada potensi HR-V berpenggerak e:HEV dibanderol lebih mahal dari HR-V RS mesin turbo yang kini dijual seharga Rp 499,9 juta.