Maklum saja, saat itu ada sederet pembalap papan atas seperti Hendriansyah, Felix JY, Bima Aditya, juga 'Ompong' Jayadi sebagai starter.
"Enggak masalah desak-desakkan, pokoke bisa melihat aksi Hendrianysah," ujar Irawan, penonton asal Purwokerto, dikutip dari tabloid Otomotif edisi 40/X Senin, 12 Februari 2001.
Inilah yang kurang dapat atensi dari panitia, yang sukses meraup penonton, tapi tak dibarengi peningkatan segi keselamatan dan kenyamanan pembalap.
Keberadaan penonton ini jelas cukup mengganggu pembalap.
"Penonton yang berdiri di sisi chicane menghalangi pandangan, sulit meraba kapan saat yang tepat menikung di belokan patah," kata Arya Dwi M dari Tim ART.
Memang soal keamanan panitia sudah berusaha memasang pagar besi.
Tapi itu cuma dipasang selepas tikungan pertama hingga chicane, bukannya di seluruh trek.
Makanya banyak penonton yang bisa lolos, bahkan mondar-mandir di bibir trek.
Bahkan ada yang nekat nongkrong di atas karung pembatas.
Akhirnya peristiwa nahas terjadi juga.
Ngebut di atas trek yang bumpy, salah satu pembalap nyusruk dan menghantam karung pembatas.
Penonton yang ada di sekitarnya pun mau tak mau ikut diterjang.
Bahkan ada yang jadi korban akibat tertabrak saat menyeberang trek.
Herannya, setelah kejadian itu, penonton lain masih saja cuek dan mondar-mandir juga nongkrong di sekitar trek.
Kok bisa ya penonton jaman dulu nekat-nekat gini?