"Kalau begini terus kami atas nama para pembalap dari Surabaya tak mau start!" ujarnya lantang.
Tim lain asal Malang, Gresik, Banyuwangi, Kediri dan beberapa daerah lain juga ikut mendukung.
Salah seorang penonton berteriak, "Aah..balapan apa ini, ayo anak-anak kita bubar minta balikin duit tiket."
Serentak penonton lainnya menyambut dengan teriakan pula, "Duit balek..duit balek (balikin duit)."
Berbondong-bondong para penonton menuju tenda panitia.
Beberapa dari mereka tiba-tiba mengangkat tumpukan ban pembatas jalur dan menghamburkannya ke tengah jalan.
Begitu juga dengan karung pemisah trek yang berisi kulit gabah kering disobek, lalu isinya ditebar sepanjang trek.
Tak mau ambil risiko diamuk penonton, para pembalap, mekanik serta kru yang lagi nongkrong di paddock langsung cabut ke hotel tempat mereka menginap.
Tapi di tengah jalan mereka dicegat penonton yang marah.
Jeriken berisi bensin milik para tim dirampas dan disiram ke ban dan gabah, lalu dibakar.
"Untung mereka enggak merusak motor kami, cuma minta jeriken bensin tok, mereka juga malah nanya, kecewa ya Mas?" ujar Inoe, panggilan akrab Rovino.
Yup, akhirnya drag race Tuban itu kacau dengan sukses akibat panitia yang kurang persiapan.