GridOto.com – Welcome (back) Chery! Selamat datang (kembali).
Setelah lama hilang, kini Chery mencoba belajar dari kegagalan masa lalu dan bersiap bangkit.
Makin banyak pabrikan mobil Cina masuk ke pasar Indonesia.
Setelah Wuling, DFSK dan MG (kalau tak mau disebut Inggris), sekarang muncul Chery.
Chery bukan merek baru bagi telinga konsumen Tanah Air.
Di tahun 2006 Chery pertama kali dijual di Indonesia.
Tipe yang populer saat itu adalah Chery QQ, sebuah mobil kompak layaknya city car.
Tak lama memang Chery mengaspal di pasar Indonesia.
Penjualannya juga tak sukses. Bahkan bisa dibilang gagal.
Awalnya keagenan sempat dipegang oleh grup Indomobil sampai tahun 2011 dengan bendera Unicor Prima Motor.
Lantas setelah itu berpindah pengelolaan ke Hosea Sanjaya dengan nama Chery Mobil Indonesia.
Saya bahkan sempat mengetes Chery QQ di awal kehadirannya.
Mobilnya memang tak bisa dibilang istimewa.
Apalagi saat itu musti berhadapan dengan pesaing-pesaing mapan.
Seperti Suzuki Karimun atau bahkan Hyundai Atoz sekalipun.
Pendek kata, Chery QQ tak berkutik.
Selama hidupnya di Tanah Air hanya terjual ratusan unit saja.
Chery sempat menjual model SUV (Tiggo) tapi prestasinya tak lebih baik dari QQ.
Habislah Chery di Indonesia di tahun 2013 sudah tidak menjual satupun mobil.
Jaringan servicenya pun lenyap.
Sampai akhirnya di Desember 2021 lalu saya bertemu dengan beberapa petinggi Chery di Indonesia.
Sekarang berganti nama menjadi Chery Motor Indonesia.
Baca Juga: Tahun 2022 Chery Kembali Ke Indonesia, Ini Jagoan Yang Akan Diusung
Bukan dalam bentuk keagenan seperti Chery Mobil Indonesia, namun langsung prinsipal asal Cina.
Major Qin, managing director Chery Motor Indonesia menyebut prinsipalnya serius menggarap pasar Indonesia.
Bahkan lebih dari sekadar jualan. Chery akan bangun pabrik tak jauh dari Jakarta.
Major Qin masih belum bisa menyebut pasti namun pihaknya tengah mempertimbangkan beberapa lokasi, salah satunya Cikarang.
Pabrik ini bukan hanya membuat mobil-mobil Chery buat pasar Indonesia saja.
Namun juga pasar regional ASEAN. Terutama yang memiliki spesifikasi setir kanan.
Kondisi ini sangat berbeda sekali dengan Chery ketika awal masuk Indonesia bersama Indomobil.
Menurut Major Qin, saat itu produksi mobil setir kanan di pabrik Cina masih sangat terbatas.
Seperti kita pahami, Cina menganut mobil setir kiri dan pasarnya sudah sangat besar.
Prinsipal masih belum fokus menggarap pasar setir kanan. Termasuk Indonesia.
Sekarang cerita sudah berbeda.
Pasar Indonesia dan ASEAN dinilai sangat menarik perhatian prinsipal di Cina.
Indonesia nantinya akan diproyeksikan sebagai hub produksi mobil-mobil Chery dengan setir kanan.
Chery pun mengakui sudah lama mempelajari hal ini sebelum memutuskan gas pol di Indonesia.
Termasuk menggarap pasar lokal dan belajar dari kesalahan masa lampau.
Chery tak akan menunggu pabrik mereka selesai dibangun untuk menjual mobilnya di Indonesia.
Major Qin menyebut jika menunggu bisa sampai 2 tahun. Sudah telat momennya.
Baca Juga: IIMS 2022 Siap Digelar, Chery dan eHang Ikut Meramaikan, Hyundai dan Suzuki Hadir Lagi Setelah Absen
Kisah sukses Wuling merebut hati konsumen di Indonesia bisa jadi menciptakan momen penting.
Setelah memperkenalkan 3 model mobilnya kepada media di Januari 2022 lalu, Chery siap jualan di Mei 2022.
Ada sekitar 8 model yang akan disiapkan untuk pasar Indonesia selama tahun ini.
Publik akan resmi diperkenalkan (kembali) saat Indonesia International Motor Show yang jadwalnya mundur ke awal April 2022.
Bisa jadi ajang IIMS 2022 itu juga sekaligus dimanfaatkan sebagai pembukaan pemesanan konsumen.
Tak menunggu pabrik selesai dibangun, bukan berarti Chery akan mengimpor utuh dari Cina.
Sembari menunggu, Chery akan merakit mobil-mobilnya di perakitan lokal.
Major Qin lagi-lagi belum mau menyebutkan fasilitas perakitan lokal mana yang akan digandeng.
Pastinya pilihan Chery tak banyak.
Dalam catatan saya, ada Gaya Motor milik Astra di Sunter dan satu lagi National Assembly punya Indomobil di Karawang.
Belum bisa dipastikan juga karena ada perakitan lokal yang juga punya kemampuan setara di daerah Pondok Ungu, Bekasi.
Lokalisasi Chery di awal kehadirannya kembali ini menyiratkan strategi harga yang akan bersaing.
Jika diimpor utuh tentu harganya tak akan kompetitif karena menanggung ongkos kirim dan pajak tinggi.
Chery juga sangat percaya diri dengan model-model yang akan dijual di Indonesia nanti.
Kebanyakan memang model SUV seperti Tiggo 4 Pro, Tiggo 7 Pro dan Tiggo 8 Pro.
Memang jika dibandingkan dengan Chery QQ dulu di tahun 2012, Chery sekarang jauh berbeda.
Baca Juga: Berencana Luncurkan Produk Baru, Chery Tanggapi Soal Pameran IIMS 2022 yang Ditunda
Produknya jauh lebih baik secara tampilan, desain dan kualitas material.
Saat perkenalan produk di hadapan media, memang kesan mobil Cina kualitas rendah jauh sirna.
Toh masih perlu pengujian lebih detail buat tahu rasa berkendaranya.
Impresi pandangan pertama terus terang sangat menjanjikan.
Tinggal menunggu strategi harga jualnya saja.
Ssst, kabarnya harga akan diset sedikit lebih mahal dari Wuling namun masih di bawah MG.
Bukan hanya itu, bahkan Chery juga telah memikirkan buat memproduksi mobil listriknya.
Major Qin menyebut mobil listrik yang cocok buat pasar lokal harus dijual dengan harga terjangkau.
Fungsi utamanya sebagai transportasi harian dalam kota atau jarak dekat. Bukan antarkota yang jaraknya jauh.
Artinya dimensi cukup kompak dan daya baterai tak terlalu besar.
Sehingga harga jual bisa ditekan serendah mungkin.
Bisa jadi Major Qin mengarahkan pada Chery EQ1 nih ya?
Itu semua baru pemulaan.
Baca Juga: Begini Perbandingan Dimensi Chery Tiggo 7 Pro Lawan Wuling Almaz Cs
Bikin pabrik, model menggiurkan dan harga kompetitif tentunya bukan jaminan sukses merebut kue pangsa lokal.
Jaringan dealer, layanan purna jual dan lembaga pembiayaan jadi pekerjaan rumah buat Chery di Indonesia.
Bukan sesuatu yang mudah namun juga bukan hal mustahil.
Kisah sukses Wuling salah satu contohnya.
Kita tunggu kelanjutan kiprah Chery di Indonesia. Akankah ia berhasil bangkit dan belajar dari kegagalan di masa lampau? ***
*Penulis adalah wartawan otomotif sejak tahun 2000 di beberapa media grup Kompas Gramedia, seperti tabloid OTOMOTIF, majalah Otosport, majalah Auto Bild Indonesia dan saat ini bergabung di GridOto.com.