Saat ini tidak ada lagi lahan yang digarap karena sudah menjadi milik Pertamina setelah adanya pembebasan.
Mengenai pekerjaan dari Pertamina juga belum banyak lowongan, namun ia meyakini jika proyek sudah jalan akan banyak serapan tenaga kerja.
"Memang keluhan datang dari buruh tani yang belum kerja, di sisi lain juga belum ada progres yang signifikan terkait kilang," ujarnya.
Sementara itu, Kades Sumurgeneng, Gihanto menepis kabar penerima uang ganti rugi lahan dari Pertamina banyak yang habis.
"Tidak benar itu warga uangnya habis walaupun saya tidak tahu isi rekeningnya," terangnya.
Ia menjelaskan, hasil jual lahan malah dibelikan lahan lagi di luar desa yang lebih luas.
Hitungannya, harga Rp 600 ribu/meter yang diterima warga dari pembebasan lahan jika dibelikan di luar dapat harga Rp 200 ribu/meter, maka bisa dapat 3 kali lipat.
Sedangkan untuk buruh tani juga masih bekerja ikut orang lama yang membeli lahan baru di luar desa, jadi masih tetap kerja juga.
"Lahan warga penerima ganti rugi dari Pertamina juga masih, jadi tidak benar itu uang warga habis, justru semakin sejahtera," pungkasnya.
Hmm, menurut kalian bagaimana sob?
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul "Kades Kampung Miliarder Tuban Buka Suara Tanggapi Kabar Warga Menyesal Jual Lahan"