Nasib serupa juga dialami Mugi, warga kampung miliarder lain yang dulu menjual 2,4 hektare tanah.
"Seusai menjual 2,4 hektare tanah, saya kesulitan mendapat penghasilan tetap," kata Mugi.
Mugi menjelaskan, dirinya selalu mendapat penghasilan sebesar Rp 40 juta saat panen dari lahan yang ia kelola.
Ia pun sering didatangi pihak Pertamina dengan berbagai rayuan hingga ditawari pekerjaan untuk anaknya.
Alhasil Mugi memutuskan untuk menjual tanahnya ke pihak Pertamina dengan harga Rp 2,5 miliar.
Namun hingga saat ini, apa yang dijanjikan pihak Pertamina terkait lapangan kerja belum juga direalisasikan.
Padahal sejumlah warga sudah menggunakan uang ganti rugi tanahnya untuk biaya kebutuhan sehari-hari.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Ingat Kampung Miliarder di Desa Sumurgeneng Tuban? Kini Banyak Warga di Sana yang Menyesal