Hal tersebut diyakininya berefek kepada kurangnya kompetensi pengemudi.
"Darimana mereka mendapatkan izin mengemudi karena tidak ada pelatihan sekolahnya, memang ada sekolah swasta tapi jumlahnya sedikit," ujar Jusri kepada GridOto.com.
Dari banyaknya kecelakaan truk yang masih sering terjadi, sudah sepatutnya kompetensi sopir truk ditingkatkan.
Menurutnya, jangan sampai semua pengemudi truk yang ada di jalanan hanya mengandalkan pengalaman tanpa adanya edukasi.
"Pendekatannya bisa seperti ingin mengajukan SIM, harus melalui proses training dari sekolah truk, di mana metodologi dan substansi training sudah dapat approval dari Polisi, dan harus sesuai undang-undang," jelasnya.
Jusri pun menjelaskan kalau kompetensi pengemudi truk atau kendaraan besar lainnya tidak ditingkatkan, hal seperti ini akan terus terjadi ke depannya.
Baca Juga: Truk Alami Kecelakaan di Tol Layang MBZ, Netizen : Kok Mobil Barang Bisa Masuk?
"Setiap golongan SIM B harus melalui satu klasifikasi yang bertujuan menyaring calon-calon pengemudi, kalau sudah begitu nanti melahirkan driver-driver yang berkompeten," tukasnya.