Terutama soal part pengganti yang harus lebih banyak dipakai karena sprint qualifying, apalagi saat ada perbaikan karena kecelakaan.
Bos McLaren, Zak Brown, menjadi salah satu yang tidak sepakat soal penambahan batas anggaran ini.
Menurutnya penambahan anggaran ini hanya akal-akalan saja agar mereka bisa memaksimalkan pengeluaran untuk pengembangan mobilnya.
Sementara ini kemungkinan lebih banyak tim yang tidak menyetujui penambahan batas anggaran ini.
Kenaikan anggaran tidak menguntungkan untuk tim kecil, sementara buat tim yang punya uang banyak maka akan menguntungkan karena pembatasan pengembangan mobil akan lebih banyak.
"Kami mungkin tak melakukannya, itu adalah sesuatu yang disayangkan. Pada dasarnya kita semua menemui tantangan yang sama. Jika ada insiden, maka seluruh tim juga berisiko. Dan bagiku itu adalah bagian dari olahraganya," ungkap Brown dilansir GridOto.com dari Planet F1.
"Ini adalah cara melawan tantangan, bukan cuma modal mengeluarkan uang banyak dari buku cekku. Salah satu tim ingin tambahan 5 juta dolar Amerika, itu tak masuk akal, dan tak punya alasan rasional untuk itu," jelasnya.
Untuk alasan itulah, beberapa tim termasuk McLaren lebih memilih tak ada sprint qualifying sekalian jika ada tim yang ingin memanfaatkan batas anggaran dengan alasan sprint qualifying.
Tapi jika tidak ada penambahan batas anggaran, McLaren siap untuk tetap menjalani sprint.
Baca Juga: Mobil F1 Generasi Baru Akan Diluncurkan Bulan Depan, Yuk Tengok Perkembangannya dari Masa ke Masa
"Kupikir kita harus lanjut dengan rencana awal dan memastikan untuk 2023 dengan tanpa batasan anggaran juga. Jadi mungkin ada kesepakatan dan kami bisa melakukannya di 2023, atau malah sebaliknya kita langsung lewatkan untuk 2022," jelasnya.
"Jadi kupikir tim-tim ini harus menjelaskan alasan kenapa jika jadinya tidak ada sprint race," jelasnya.