GridOto.com - Kejuaraan Dunia Reli (WRC) 2022 membawa semangat baru dengan mesin hybrid yang dipakai untuk kategori Rally1.
Hadirnya regulasi mesin baru yang sudah dikonsep sejak beberapa tahun lalu, sayangnya tidak berhasil menarik minat banyak pabrikan untuk ikut kasta tertinggi kejuaraan reli tersebut.
Tercatat hanya ada tiga mobil dari tiga pabrikan yang terlibat pada Rally1 2022, sebut saja Toyota, Hyundai dan Ford.
Adapun ketiga mobil tersebut adalah Toyota GR Yaris Rally1 dari tim Toyota Gazoo Racing WRT, Hyundai i20 N Rally1 dari tim Hyundai Shell Mobis WRT dan Ford Puma Rally1 dari tim M-Sport Ford WRT.
Terasa sangat pahit, mengingat hanya dengan tiga pabrikan yang berpartisipasi membuat kejuaraan WRC 2022 ini terasa sepi.
Toyota, Hyundai dan Ford sejatinya telah menjadi trio di WRC, sejak mundurnya Citroen pada akhir 2019 lalu.
Setelahnya tidak pernah lebih dari empat pabrikan yang ikut kelas utama WRC sejak 2005 silam hingga sekarang.
Di mana sebelum itu masih ada Subaru, Peugeot dan Skoda yang sempat meramaikan kompetisi.
Hal tersebut disadari sebagai masalah besar oleh Presiden baru FIA, Mohammed Ben Sulayem.
Baca Juga: Regulasi Baru WRC 2022 Mobil Pakai Mesin Hybrid, Ini Penjelasannya
"Kami harus kembali ke selembar kertas putih, yang tak boleh memiliki kotoran atau tempelan, kami harus melihat dari jarak pandang helikopter," ungkap Ben Sulayem dilansir GridOto.com dari Dirtfish.
"Kami harus bisa menarik pabrikan. Beberapa pabrikan mengakui sesuatu bahwa mereka mengeluarkan uang tapi tak merasakan nilai atau timbal baliknya," jelasnya.
Ben Sulayem yang merupakan mantan pereli ini diharapkan lebih bisa memperbaiki dunia reli dari pendahulunya, Jean Todt, yang merupakan orang F1 dan tentu saja punya kecondongan ke ajang balap jet darat tersebut.
"Kami harus mendengarkan pabrikan dan tidak menyalahkan FIA. Saya bilang bahwa FIA harus bekerja sama dengan promotor dan pabrikan untuk bisa menarik banyak orang, apalagi beberapa promotor juga mewakili pemerintahan," jelas Sulayem.
Sebagai tokoh yang berkecimpung di dunia reli, Ben Sulayem banyak mendengarkan suara dari pabrikan yang sebenarnya punya ambisi di reli.
Ia juga mengatakan bahwa FIA yang baru sudah merancang beberapa formula untuk bisa membuat WRC semakin bersinar.
"Saya merasa polanya berubah dan kami di bawah tekanan besar. Di satu sisi saya merasa harus mengikat dan mendengarkan pabrikan, tapi di sisi lain kami juga harus melaju berdasarkan departemen teknis kami," sambungnya.
"Kami tidak berharap ada keajaiban dalam satu atau dua tahun, ini akan jadi proses," jelasnya.