"Kami harus kembali ke selembar kertas putih, yang tak boleh memiliki kotoran atau tempelan, kami harus melihat dari jarak pandang helikopter," ungkap Ben Sulayem dilansir GridOto.com dari Dirtfish.
"Kami harus bisa menarik pabrikan. Beberapa pabrikan mengakui sesuatu bahwa mereka mengeluarkan uang tapi tak merasakan nilai atau timbal baliknya," jelasnya.
Ben Sulayem yang merupakan mantan pereli ini diharapkan lebih bisa memperbaiki dunia reli dari pendahulunya, Jean Todt, yang merupakan orang F1 dan tentu saja punya kecondongan ke ajang balap jet darat tersebut.
"Kami harus mendengarkan pabrikan dan tidak menyalahkan FIA. Saya bilang bahwa FIA harus bekerja sama dengan promotor dan pabrikan untuk bisa menarik banyak orang, apalagi beberapa promotor juga mewakili pemerintahan," jelas Sulayem.
Sebagai tokoh yang berkecimpung di dunia reli, Ben Sulayem banyak mendengarkan suara dari pabrikan yang sebenarnya punya ambisi di reli.
Ia juga mengatakan bahwa FIA yang baru sudah merancang beberapa formula untuk bisa membuat WRC semakin bersinar.
"Saya merasa polanya berubah dan kami di bawah tekanan besar. Di satu sisi saya merasa harus mengikat dan mendengarkan pabrikan, tapi di sisi lain kami juga harus melaju berdasarkan departemen teknis kami," sambungnya.
"Kami tidak berharap ada keajaiban dalam satu atau dua tahun, ini akan jadi proses," jelasnya.