Baca Juga: NGK Busi Indonesia Launching Produk Terbaru MotoDX, Ini Kelebihannya
“Jadi klaim busi yang tahan untuk balap itu bukan sekedar branding, tapi bisa dibuktikan secara langsung daya tahan dan performanya,” lanjutnya.
Untuk itu, pihaknya memang sengaja tidak memberikan banyak batasan dalam kontes tersebut di luar kubikasi dan pemakaian busi NGK MotoDX.
Sehingga membebaskan kreativitas para tuner, sekaligus membuat ‘penyiksaan’ yang dilakukan pada busi tersebut lebih komprehensif karena digunakan dalam berbagai variasi jeroan mesin.
“Kalau ada aturan yang mengharuskan adanya scrutineering takutnya acaranya jadi terlalu lama juga, lagian acara ini pada dasarnya hanya untuk senang-senang saja,” ujar Wicak.
Angka lima run juga tidak sembarangan dipilih, melainkan untuk memaksimalkan kesempatan para peserta mencapai angka daya kuda tertinggi motornya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Suhartanto alias Kupret, mekanik balap kenamaan yang juga menjadi salah satu juri dalam kontes NGK MotoDX Dyno War tadi.
“Lima run itu agar motornya bisa mencapai suhu optimal, jadi pada run ketiga atau keempat harusnya tenaga maksimal sudah bisa dicapai,” ujar Kupret dalam kesempatan yang sama.
“Kalau kebanyakan run juga takutnya malah bikin motor para peserta rentan rusak, itu pun sudah ada beberapa yang telanjur jebol,” kekehnya.
Melihat animo yang cukup tinggi meskipun penyelenggaraannya sendiri diakui terbilang ‘dadakan,’ Wicak mengaku pihaknya berniat untuk membawa NGK Dyno War ke kota lain.
“Inginnya sih Dyno War itu tidak mentok di sini (Jabodetabek) saja tapi berlanjut ke daerah lain, terutama di luar Jawa,” tutup Wicak.