GridOto.com - Seluruh pembalap tidak akan bekerja sendirian melahap medan berat di Reli Dakar atau kejuaraan rally raid lainnya.
Driver ditemani oleh seorang co-driver di kategori mobil dan SSV, sementara untuk kategori truk ada dua orang co-driver.
Tugas co-driver atau yang biasa disebut navigator ini tidak hanya sebagai penunjuk arah saja, banyak hal lain yang harus bisa dikerjakan olehnya.
Dalam belasan stage sepanjang ribuan kilometer di medan yang berat, ada saja masalah yang bisa menghampiri para kompetitor Reli Dakar.
Baik masalah teknis maupun nonteknis akan dihadapi para peserta, dan peran co-driver sangat dibutuhkan untuk mendukung sang driver utama.
Ada banyak hal yang harus dilakukan oleh co-driver di Reli Dakar, begini ulasannya.
1. Persiapan fisik
Pertama dan yang utama, co-driver juga harus melakukan latihan fisik luar biasa seperti halnya driver.
Jika tidak, maka co-driver hanya akan membawa masalah buat si driver di medan pertempuran.
Fisik yang prima akan membuat co-driver siap melakukan tugas apapun dengan stamina dan fisik yang dimilikinya sepanjang Reli Dakar.
2. Persiapan strategi
Setelah fisik yang siap, co-driver harus mempersiapkan semua strategi yang diperlukan sebelum turun ke trek.
Banyak persiapan yang harus dilakukan, misalnya strategi jangka pendek dalam mempersiapkan roadbook untuk panduan saat berkendara, sesuai tugas utamanya yang memang untuk mengarahkan pembalap menuju rute yang harus dilewati.
Roadbook atau di reli juga disebut pacenotes, akan dipelajari driver dan co-driver dengan saksama.
Jika perlu, ada beberapa strategi dalam melewati medan tertentu dengan menandai road book atau dengan cara lainnya.
Saat navigator salah dalam memperhitungkan hal ini, driver akan tersasar dan kehilangan banyak waktu.
Tentu yang paling buruk bisa saja mobil akan mengalami insiden mengerikan jika melewati rute yang terlalu berbahaya.
Kekompakan antara driver dan co-driver akan jadi bagian dari kesiapan strategi di Reli Dakar.
Baca Juga: Sempat Tampil Impresif di Etape 1, Danilo Petrucci Terpaksa Mundur dari Reli Dakar 2022
3. Mengenal mobil yang dikendarai
Selain mempelajari rute dan road book, co-driver harus mempelajari semua perangkat yang ada di mobil untuk membantu driver saat dibutuhkan.
Jika mobil rusak co-driver akan membantu driver menyelesaikan masalahnya, dan banyak hal lainnya yang mungkin akan ditemui selama perjalanan yang panjang.
Banyak sekali alat elektronik dan juga alat mekanis yang harus dikuasai oleh co-driver yang akan berguna saat terjun ke trek.
Mobil Reli Dakar biasanya punya beberapa fitur tertentu yang sudah dimodifikasi dari versi pabrikannya dan itu jadi menu wajib untuk dipelajari co-driver.
Co-driver juga harus bisa mengatur kondisi mobil ketika melewati medan tertentu.
Misalnya saja sebelum melewati medan berbatu, ban harus dalam tekanan udara tertentu, atau setting suspensinya harus begini atau begitu, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Etape Maraton Reli Dakar 2022 Dibatalkan Gara-gara Banjir, Rute Stage 2 Diubah
3. Siap jadi mekanik dadakan
Walaupun bukan sesuatu yang diharapkan, masalah teknis di mobil Reli Dakar adalah makanan sehari-hari bagi pembalap dan juga rekannya.
Karena itulah, co-driver harus siap menjadi mekanik dadakan.
Tidak harus seperti mekanik beneran yang bisa merakit mobil dari dalam mesin sampai bodi-bodinya.
Paling tidak, co-driver bisa menyelesaikan masalah-masalah dasar yang sangat sering dialami di Reli Dakar.
Misalnya saja ban pecah, suspensi rusak, as roda patah dan lainnya.
4. Bisa jadi dokter atau perawat dadakan
Selain masalah teknis mobil, masalah kesehatan ataupun fisik juga bisa jadi kendala selama Reli Dakar.
Dalam kondisi fisik yang sangat terkuras, terutama di stage-stage tengah atau akhir, mudah bagi pembalap terserang demam atau fisik yang drop.
Kadang bisa saja tiba-tiba fisik peserta drop di tengah trek meski awalnya terlihat sehat-sehat saja.
Hal itu membuat driver dan co-driver juga harus pandai dalam penanganan medis.
Belum lagi jika peserta mengalami cedera saat melaju di trek, sementara jika kondisi fisiknya parah peserta bakalan memilih keluar dari lomba.
Tapi kerja sama antara driver dan co-driver ini akan membuat hal-hal yang buruk bisa diminimalisir sebelum bantuan medis datang.
Jika masih memungkinkan, co-driver dan driver harus bahu membahu untuk tetap bisa lanjut balapan dan kemudian mendapat perawatan lebih saat jeda.
5. Pantang menyerah
Co-driver punya peran besar menjaga asa dan semangat pembalap.
Pembalap berpengalaman pun terkadang membutuhkan bantuan mental dari co-driver-nya.
Selain fisik yang drop, mental juga akan terserang jika ada masalah datang saat melaju di tengah medan berat.
Kekuatan mental co-driver dan juga kemampuannya dalam menyelesaikan masalah akan jadi pondasi kekuatan driver untuk menyelesaikan balapan.
Intinya, tugas co-driver adalah semua hal yang bisa dilakukan untuk driver agar bisa menyelesaikan balapan, dan bahkan memenangkannya.