Nick Yelloly selaku pembalap simulator di Aston Martin F1 mengungkapkan dirinya menghabiskan 60-70 hari dalam satu tahun hanya untuk berada di balik kemudi simulator.
"Peran saya cukup banyak dari mengembangkan mobil, mencari setup untuk balapan bahkan mengembangkan perangkat simulator itu sendiri," ungkap Yelloly seperti Gridoto.com kutip dair thecheckeredflag.co.uk.
Para pembalap simulator ini jelas dibutuhkan mengingat waktu tes F1 yang dibatasi secara ketat sehingga untuk mengembangkan dan mencari setup mobil dilakukan saat latihan bebas hari Jumat.
Makanya sering terlihat tim-tim F1 menggunakan part mobil baru saat latihan bebas pertama maupun kedua dan part baru tersebut terkadang tidak langsung digunakan pada saat sesi kualifikasi maupun balapan.
Baca Juga: Ngeri, Mercedes Kasih Bocoran Pertama Soal Mobil Barunya di F1 2022
"Umumnya kami mendapatkan data yang dihasilkan usai latihan bebas hari jumat dan tugas kami dari tim simulator adalah bagaimana hasil tersebut dapat dikembangkan untuk jadi lebih baik untuk sesi kualifikasi hingga balapan," tambah Yelloly.
"Kami bahkan sering sekali berada di simulator hingga larut malam karena memang untuk mendapatkan data terbaik yang akan kami kirim pada tim yang sedang balapan di sirkuit," ucap Yelloly yang juga masih aktif balap GT bersama BMW.
"Apalagi dalam menentukan setup untuk kualifikasi dimana settingan mobil sudah harus sangat fix, karena setelah masuk ke parc ferme mobil tidak bisa mengubah setup terlalu banyak atau kami akan mendapatkan pinalti," tegasnya.
Selain itu para pembalap reguler tim-tim F1 juga akan melakukan banyak tes di simulator diluar race weekend.
Terutama untuk para pembalap rookie untuk lebih beradaptasi di trek-trek yang belum pernah mereka datangi di kelas junior Formula.
Bahkan Nikita Mazepin mengeluhkan jika tim Haas F1 tempatnya bernaung mengeluhkan jika tidak adanya simulator di tim membuatnya cukup kesulitan untuk beradaptasi.
"Untuk debutan seperti saya tidak adanya fasilitas simulator tentu sedikit menyulitkan," keluhnya seperti dikutip dari gpfans.com
Sementara rekan setimnya Mick Schumacher bisa menggunakan simulator milik Ferrari karena berstatus sebagai pembalap akademi.
"Terutama di trek seperti Meksiko dan Brazil dimana saya tidak pernah balapan disana, akan jauh lebih sulit tanpa simulator di tim," tutup Mazepin.
Baca Juga: Selain Jadi Pembalap tim Haas, Mick Schumacher Akan Jadi Pembalap Cadangan Tim Ferrari di F1 2022