TransJakarta Akan Terapkan Sistem Keselamatan Ala Maskapai Penerbangan, Akankah Cuma Wacana Saja?

Harun Rasyid - Jumat, 24 Desember 2021 | 19:20 WIB

Ilustrasi armada bus TransJakarta (Harun Rasyid - )

GridOto.com - Pertengahan 2021, PT TransJakarta berencana mengadopsi sistem keselamatan dan keamanan layaknya maskapai penerbangan pada armadanya.

Hal ini dilontarkan mantan Direktur Utama PT TransJakarta, Sardjono Jhony Tjitrokusumo yang menyebut alasannya karena maskapai penerbangan memiliki sistem keselamatan dan keamanan yang tinggi.

Sehingga level keselamatan dan keamanan pada TransJakarta dapat ditingkatkan.

Namun dengan rentetan kecelakaan TransJakarta belakangan ini, apakah adopsi sistem keselamatan dan keamanan ala maskapai penerbangan ini sudah diaplikasikan?

"Semua yang baik tentunya kami rekomendasikan untuk dilakukan seperti soal feet to walk itu kan umum digunakan di penerbangan. Feet to walk ini juga kami minta diterapkan di TransJakarta," ujar Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono saat konferensi pers di Jakarta Timur, Rabu (22/12/2021).

Menurutnya, feet to walk merupakan pengecekan kondisi pengemudi sebelum ia bertugas.

"Misalnya pengemudi sebelum bertugas diyakinkan dan ditanya apakah semalam istirahatnya cukup? tidak begadang? hari ini sehat atau tidak? Apakah ia sedang minum obat yang menyebabkan ngantuk?," sebut Soerjanto.

Baca Juga: Marak Kecelakaan Bus TransJakarta, Apakah Kepercayaan Pengguna Bakal Menurun?

Baca Juga: KNKT Sebut TransJakarta Tidak Cocok Pakai Rem ABS, Teknologi Ini Loh yang Lebih Pas untuk Kurangi Kecelakaan

"Kemudian dari pengecekan ini akan terlihat, apakah mata pengemudi merah? Atau respon jawabannya apakah ngelantur?. Jika ada ciri-ciri ini, akan dicek kadar alkoholnya," sambungnya.

Soerjanto melanjutkan, Crew Resource Management (CRM) yang digunakan di dunia penerbangan juga ke depannya akan diterapkan di TransJakarta.

"CRM di penerbangan akan dilakukan di TransJakarta dengan nama Driver Resource Management yang akan melatih pengemudi TransJakarta untuk selalu sabar dan bijak mengemudi. Sebab pekerjaannya ini terbilang monoton dan diperlukan latihan ini," terangnya.

Soerjanto menambahkan, pengaplikasian Driver Resource Management dianggap penting karena sudah dilakukan di luar negeri dan akan terjadi di TransJakarta.