Ia melanjutkan, JTTS dibangun di atas wilayah rawa dan lahan gambut yang membuat karakteristik jalannya berbeda dari tol lainnya.
Untuk itu, pengelola pun perlu bekerja ekstra agar pemeliharaan jalannya bisa maksimal dan sesuai dengan kualitas saat pertama kali diresmikan.
"Sekarang pemeliharaan dan perbaikan JTTS masih dipegang oleh kontraktor yang memegang proyek ini," kata Yoni.
Yoni menambahkan, proses pemeliharaan jalan tol juga perlu didukung oleh para pengguna jalan agar kualitas aspalnya tetap terjaga.
Salah satunya dengan disiplin dan mematuhia aturan lalu lintas yang berlaku ketika melewati jalan tol.
"Tidak mengendarai kendaraan yang Over Dimensi dan Over Load (ODOL) sesuai dengan arahan Kementerian PUPR. Hal-hal itu memang berdampa pada kerusakan jalan tol," paparnya.
Dalam proses pemeliharaan, Hutama Karya juga perlu memperhatikan kondisi lingkungan sekitar.
Caranya dengan mengidentifikasi dulu lokasi yang akan diperbaiki merupakan daerah timbunan atau galian, lalu ada sungai atau tidak di sekitar titiknya dan lain-lain.
"Bahkan kami juga siapkan tim rescue dan pompa portable atau submersible kalau terjadi banjir di jalan tol yang kami kelola," ujar Yoni.
Baca Juga: Beredar Kabar Tol Cipali Menuju Bandara Kertajati Rawan Banjir, Begini Tanggapan Pengelola