Pascal Vasselon yang pada saat itu menjabat kepala pengembangan dan riset tim Toyota F1 mengungkapkan jika fungsi utama dari cover ban ini adalah untuk mendinginkan rem lebih optimal.
"Efek dari penggunaan cover ban ini sebetulnya sangat kompleks, tapi utamanya adalah sebagai pendinginan tambahan untuk rem mobil," ungkapnya.
Karena jika suhu rem mobil F1 terlalu tinggi tentu mengerem jadi tidak optimal, jarak pengereman dari tikungan bisa makin jauh sehingga bisa membuat laptime jadi melorot.
"Tapi selain itu kami mendapatkan manfaat lain karena perangkat ini bisa mengurangi efek drag," tambahnya lagi.
Baca Juga: Ramai, Para Pembalap Coba Pelek 18 Inci di Tes Pascamusim F1 2021
Efek drag yang dihasilkan oleh sayap mobil F1 bisa membuat mobil lebih lambat di trek lurus, tapi masalah tersebut bisa dikurangi dengan hanya perangkat cover ban ini.
Selain itu penggunaan wheel cover ini membuat efek 'dirty air' yang selama ini dikeluhkan para pembalap F1.
Aliran angin yang bermanfaat menjadi slipstream di trek lurus berubah menjadi 'dirty air' yang merugikan ketika melewati tikungan.
Saat melewati tikungan, mobil membutuhkan lebih banyak downforce sehingga kehadiran aliran udara yang dikeluarkan mobil di depan akan merugikan mobil di belakangnya.
Makanya dengan mobil F1 yang sekarang, menyalip di tikungan menjadi hal yang sulit karena dirty air ini.
Mobil yang terkena dirty air saat melewati tikungan apalagi yang karakternya cepat akan menjadi sulit dikontrol, mobil bisa berubah arah secara dramatis karena bisa mengalami oversteer secara tiba-tiba maupun jadi sulit berbelok karena terjadi understeer.
Tapi tidak seperti pada tahun 2008-2009 dimana tim-tim bebas membuat desain wheel cover sendiri.
Wheel cover atau cover ban tahun 2022 nanti akan disuplai satu produsen yang ditunjuk oleh FIA sehingga persaingan balapan lebih merata dan tidak ada tim yang mengambil keuntungan lebih banyak dari penggunaan wheel cover ini.
Baca Juga: Jadi Juara Lagi Setelah 30 Tahun, Honda Sempat Dibully Fernando Alonso