Jika kecepatan udara tinggi maka tekanannya kecil, dan sebaliknya jika kecepatan udara rendah maka tekanan menjadi besar.
Tekanan ini sebanding dengan gaya yang beroperasi di suatu obyek tertentu sehingga kecepatan tinggi maka gayanya akan menjadi rendah, dan sebaliknya.
Misalnya di gambar di atas, ada aliran udara yang melewati suatu obyek dan terbagi melewati atas dan bawah obyek.
Anggap saja obyek tersebut adalah part aerodinamika seperti spoiler mobil F1 atau aerobody motor MotoGP.
Part tersebut tergantung bagaimana bentuk, penempatan, atau bahkan gerakannya, namun yang jelas fungsinya untuk memainkan pembagian kecepatan aliran udara yang melewati bagian atas dan bawah.
Jika aliran udara di atas lebih cepat dibanding area di bawah, tekanan di bagian atas lebih kecil dari bagian bawah, maka part tersebut akan terdorong ke atas.
Dan jika kecepatan udara di bawah lebih cepat dibanding area di bawah, tekanan di bagian atas lebih besar dari bagian bawah, maka part tersebut akan terdorong ke bawah.
Nah di dunia balap mengenal istilah down force alias gaya tekan ke bawah.
Baca Juga: Sederet Fakta Unik Sirkuit Jalan Raya Kota Jeddah, Tuan Rumah F1 Arab Saudi 2021