"Kalau kita terpaksa mencampur oli mesin beda merek, hal pertama yang mesti dipastikan adalah menggunakan bahan dasar atau oil base sama," buka Jody, Supervisor PT Cahaya Kinetik Indonesia (CKI) selaku importir resmi oli Ravenol di Indonesia.
Baca Juga: Tips Beli Mobil Bekas, Pahami Gejala Muncul Sludge Oli Mesin
Bahan dasar oli mesin umumnya adalah mineral, semi synthetic, dan full synthetic.
Kalau yang dipakai di mobil oli mineral maka yang ditambahkan mesti oli mineral juga.
Jangan mencampurkan oli mineral dengan oli full synthetic karena kandungan aditif di dalamnya pasti berbeda.
"Hal ini untuk menghindari bertabrakannya kandungan bahan oli dan aditif yang ada di dalam oli mesin," tambahnya.
Selain bahan dasar oli, kekentalan atau dikenal juga dengan viskositas juga perlu diperhatikan kalau terpaksa mencampur oli mesin dari dua merek berbeda.
Baca Juga: Pakai Aditif Oli Mesin Bisa Kurangi Gesekan di Dalam Mesin Mobil?
"Gunakan oli dengan kekentalan atau viskositas yang sama," terang Jody.
Jadi kalau yang oli mesin yang dipakai merek A dengan viskositas 10W-40, maka bisa pakai merek B dengan kekentalan 10W-40 juga.
"Kalau tidak ada oli dengan viskositas sama, usahakan kekentalannya tidak terlampau jauh," tambahnya lagi.
Terakhir, karena ini sifatnya darurat, oli yang tercampur ini jangan dipakai untuk waktu yang lama.
"Begitu perjalanan Anda selesai atau menemukan bengkel yang menyediakan oli mesin sesuai spesifikasi mesin segera lakukan penggantian," beber Jody.
Kuras atau buang semua oli mesin yang tercampur tersebut dan ganti dengan oli mesin baru dari satu merek dan spesifikasi sesuai rekomendasi pabrikan mobil.