Bleeding Air Radiator yang Salah Bikin Mesin Panas, Ini Penjelasannya

Ryan Fasha - Rabu, 17 November 2021 | 18:00 WIB

Proses bleeding radiator mobil harus benar (Ryan Fasha - )

GridOto.com - Air radiator mobil idealnya diganti setiap 20.000 kilometer.

Dalam penggantian air radiator dilakukan secara menyeluruh sampai yang ada di dalam mesin.

Agar bisa mengganti atau menguras air radiator yang ada di dalam mesin, dibutuhkan proses bleeding.

Proses bleeding itu memiliki cara khusus agar air radiator bisa masuk ke dalam mesin tanpa meninggalkan gelembung udara.

Ternyata proses bleeding yang salah malah bisa menyebabkan mesin menjadi overheat lho.

GridOto.com
Ilustrasi mengisi air radiator

Baca Juga: Tips Beli Mobil Bekas, Tanda Slang Radiator Minta Ganti Baru

"Saat kuras air radiator lama dan diganti dengan yang baru harus benar caranya," buka Ajat, Kepala Bengkel BMW Astra Sunter, Jakarta Utara.

"Kalau proses bleeding salah maka gelembung udara akan terjebak di dalam sistem pendingin, ini yang bisa bikin mesin menjadi lebih panas," tambahnya.

Gelembung udara yang ada di sistem pendingin mesin merupakan suatu kerugian karena tidak bisa menyerap panas mesin seperti air radiator.

Semakin banyak gelembung udara akibat proses bleeding yang salah, maka mesin berpotensi overheat.

Biasanya, gelembung udara ini terjebak akibat terlalu cepat menutup tutup radiator disaat katup thermostat belum terbuka sepenuhnya.

Automotive Engines: Theory and Servicing
Thermostat pada mesin mobil

Baca Juga: Tips Beli Mobil Bekas, Begini Tanda Air Radiator Harus Dikuras

"Kalau kita masukkan air radiator itu, mesin harus dalam keadaan hidup, biarkan beberapa saat sampai mesin agak panas," jelas Ajat.

Saat mesin agak panas maka katup thermostat akan mulai terbuka di sekitar suhu air radiator 80-90 derajat.

"Katup thermostat terbuka maka air yang ada di radiator akan masuk ke mesin, nah kita tambahkan lagi deh air radiator sampai benar-benar tidak ada gelembung udara yang tersisa," tutup Ajat.