GridOto.com - Bagi yang suka bepergian jarak jauh dengan menggunakan jalan tol, pasti pernah melintasi jalan yang dilapisi aspal maupun beton.
Dari aspek mengemudi, kedua material jalan tol ini akan terasa berbeda saat dilintasi karena sifatnya yang terbilang lentur dan rigid.
Namun dari sisi konstruksi, faktor apa yang membuat pengelola jalan tol memilih material jalan aspal maupun beton?
Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero), Dwimawan Heru coba memberikan penjelasan.
Menurutnya, dalam memilih jenis perkerasan beton atau aspal untuk konstruksi jalan tol didasari pada perencanaan atas beban lalu lintas yang akan dilayani.
"Selain itu juga berdasarkan dari kondisi tanah di sekitar daerah jalan tol yang dibangun. Jika lalu lintas yang dilayani tinggi, maka direkomendasikan menggunakan tipe perkerasan beton," ujarnya saat dihubungi GridOto.com beberapa waktu lalu.
Heru pun berujar, kedua material ini memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing.
"Kelebihan jalan beton yaitu mampu menahan beban dari kendaraan bermuatan berat, lebih tahan banjir dan genangan air, bisa digunakan pada struktur tanah apapun tanpa harus memperbaiki struktur tanah di awal pembangunan tol," ungkapnya.
"Selain itu, periode perawatan jalan beton juga lebih lama dibanding aspal," lanjut Heru.
Baca Juga: Sering Lewat Tapi Belum Tentu Tahu, Arti Jalan Tol Bukan Jalan Bebas Hambatan, Ini Makna Sebenarnya
Baca Juga: Berkaca Dari Kecelakaan Maut Vanessa Angel, Wajib Istirahat Saat Mengantuk, Segini Lo Jarak Antar Rest Area di Jalan Tol
Untuk kekurangan jalan dengan material beton, ia menyebut jika warnanya cenderung monoton sehingga membuat nuansa jalanan terlihat gersang.
"Di samping itu, ketika jalan beton rusak biaya pemeliharaannya cenderung mahal dan membutuhkan waktu lama saat perbaikan," jelas Heru.
Sementara untuk jalan tol dengan material aspal, diakui lebih nyaman saat dilintasi pengemudi khususnya untuk kendaraan berbobot ringan.
"Kelebihan jalan aspal itu sangat cocok digunakan sebagai jalur lalu lintas kendaraan ringan. Ketika terjadi kerusakan, jalan aspal yang diperbaiki bisa di bagian yang rusak saja atau tidak besar seperti beton," kata Heru lagi.
"Selain itu, strukturnya juga lebih halus dibanding beton," lanjutnya.
Jalan tol yang dilapisi aspal tentunya memiliki beberapa kekurangan, seperti tidak tahan terhadap banjir dan genangan air.
"Lalu, kontur tanah yang akan diaspal juga harus diratakan atau diperbaiki lebih dahulu saat pembangunan," imbuh Heru.
Lebih lanjut, ia menilai bahwa pemeliharaan jalan aspal akan sering dilakukan karena aspal tidak sekuat beton sehingga mudah mengalami kerusakan.
Meski begitu Heru menganggap, kedua material jalan tol ini sama baiknya khususnya untuk keawetan ban kendaraan.
Baca Juga: Berkendara di Jalan Tol Dianggap Tidak Aman, Begini Tanggapan BPTJ
"Dari segi ketahanan ban, setiap pabrik ban telah menguji daya tahan produknya di beragam permukaan termasuk aspal maupun beton. Jadi agar permukaan ban tidak cepat habis, intinya adalah perawatan dan gaya mengemudi yang tepat," kata Heru.
"Jadi dengan gaya mengemudi yang tidak agresif, menjaga kecepatan sesuai aturan dan tidak melakukan pengereman mendadak, ketahanan ban akan terjaga dengan baik di jalan aspal maupun beton," tutupnya.
Sebagai informasi, aspal merupakan material jalan yang terbuat dari susunan bebatuan yang direkatkan dengan cairan kental berwarna hitam, sedangkan jalan beton dibuat dari campuran semen, pasir dan material lain lewat proses cor.