Mengulik Teknologi Autonomous Driving, Mulai dari Level Otomatisasi hingga Alasan Kehadirannya

Fathia Yasmine - Rabu, 3 November 2021 | 10:59 WIB

Ilustrasi mobil autonomous (Fathia Yasmine - )

GridOto.com – Pernahkah kamu membayangkan berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain menggunakan mobil, tetapi tidak sepenuhnya mengendarainya? Mobil hanya perlu diperintah untuk mencapai lokasi tujuan dan akan bergerak dengan sendirinya, sementara pengemudinya tidak memerlukan banyak upaya mengendalikan mobil selama perjalanan.

Gambaran teknologi berkendara yang futuristik tersebut begitu sering muncul di berbagai film bergenre fiksi sains. Kini, perusahaan mobilitas dan teknologi berlomba-lomba untuk mengembangkan konsep self-driving car atau autonomous vehicle (AV) tersebut.

Misalnya saja, Waymo, pengembang aplikasi ride hailing yang meluncurkan taksi tanpa pengemudi pada 2020 di Phoenix, Amerika Serikat. Diberitakan oleh Techcrunch pada Jumat (4/6/2021), Waymo menyediakan layanan taksi tanpa pengemudi bernama Waymo One Drive.

Ada sekitar 300 hingga 400 armada Waymo yang beroperasi di Phoenix, tetapi tidak seluruhnya merupakan self-driving car. Taksi tersebut dapat dipesan melalui aplikasi berbasis Android.

Baca Juga: Video Modifikasi Toyota Raize Paling Kandas Mantap Gaya Street Racing

Mengutip laman Techopedia, self-driving car merupakan mobil yang dapat mengetahui medan dan lingkungan sekitar serta beroperasi dengan sedikit atau tanpa sentuhan manusia. Kendaraan futuristik ini bergerak dengan teknologi artificial intelligence (AI) dan machine learning (ML).

Kinerja kedua teknologi tersebut ditopang dengan berbagai sensor yang dapat memudahkan sistem komputasi kendaraan untuk mengukur tinggi jalan, mengenali situasi jalan, hingga terkoneksi dengan perangkat pintar lainnya.

Society of Automotive Engineers (SAE) mengeluarkan enam tingkatan otonom kendaraan, mulai dari level 0 hingga 5.

Pertama, level 0 atau tanpa otomatisasi. Level ini merupakan tipe paling dasar. Manusia masih sepenuhnya melakukan kontrol pada kendaraan, mulai dari kemudi, rem, hingga gas.

Baca Juga: Sudah Ada yang Kena, Aturan Bendera Kuning Ganda Dicoba Lagi di F1 Meksiko 2021

Pada level ini, bantuan teknologi untuk berkendara juga masih sangat terbatas. Adapun fitur tersebut umumnya hanya berupa peringatan kepada pengemudi, seperti Automatic Emergency Braking dan Blind Spot Warning.

Kedua, level 1 yakni kendaraan dengan bantuan teknologi untuk mengemudi. Tidak jauh berbeda dengan level 0, level ini juga masih membutuhkan kendali pengemudi setiap saat. Namun bedanya, pada level 1, sejumlah sistem otomatis sudah dibenamkan guna membantu pengemudi selama berkendara.

Dengan bantuan tersebut, pengendara dapat menikmati fitur bantuan menyetir, mengerem, dan mengakselerasi kendaraan. Salah satu contoh fitur di level ini adalah Lane Keeping Assistance (LKA), Adaptive Cruise Control (ACC), dan Parking Assistance with Automated Steering.

Ketiga, level 2 atau otomatisasi sebagian. Berbeda dengan dua level sebelumnya, sistem autonomous driving pada mobil di level 2 sudah mampu melakukan beberapa kendali dalam kegiatan mengemudi. Misalnya, melakukan percepatan, pengereman, hingga pengendalian mobil.

Baca Juga: Mazda Tebar Promo Servis di November 2021, Mulai Diskon Spare Part Hingga Gratis Oli dan Filter Oli

Namun, pengemudi tetap harus memonitor lingkungan dan melakukan tugas mengemudi jika diperlukan. Salah satu teknologi di level ini di antaranya adalah Lane Centering dan ACC yang bisa diaplikasikan bersamaan.

Keempat, level 3 atau otomatisasi bersyarat. Pada level ini, sistem otomatisasi yang disematkan sudah mampu mengambil alih beberapa aktivitas pengendara. Mobil sudah mampu memantau lingkungan, mengambil tugas mengemudi, hingga melakukan parkir otomatis.

Meski demikian, pengemudi tetap diwajibkan untuk siaga selama perjalanan. Sebab, dalam beberapa kasus, pengemudi bisa saja diminta untuk menggantikan sistem komputer saat mobil melewati jalan dengan kondisi tertentu.Misalnya, ketika terjebak kemacetan terus menerus.

Kelima, level 4 atau otomatisasi tinggi. Sistem otomatisasi tinggi sudah bisa dinikmati lewat mobil dengan level 4. Bahkan, pengendara bisa melakukan kegiatan lain selama perjalanan tanpa perlu memperhatikan kemudi.

Baca Juga: Toyota Vios Ganteng Kena Ubahan Simpel, Pas Buat Lawan Honda City Baru

Uniknya, pada otomatisasi level 4 mobil bisa saja tidak memiliki pedal gas dan rem atau setir. Namun, perlu diingat jika sistem otomatisasi ini hanya bisa aktif jika kondisi medan dan lingkungan benar-benar aman, sehingga pengemudi disarankan untuk tetap waspada dan terjaga.

Keenam, level 5 atau otomatisasi penuh. Pada level ini, tidak peduli kondisi dan situasi, sistem komputasi sudah mampu mengemudikan mobil tanpa bantuan apapun.

Dengan teknologi tersebut, pengendara hanya perlu memilih lokasi yang dituju, teknologi yang tersemat dalam mobil pun akan mencari rute dan mengendarai mobil tanpa campur tangan manusia.

Mobil berfitur canggih membuat manusia lebih produktif

Ada alasan teknologi autonomous dikembangkan, yakni untuk keamanan berkendara. Menurut konsultan McKinsey and Company (2019), self driving car juga diprediksi mampu mengurangi 90 persen kecelakaan mobil di Amerika Serikat.

Baca Juga: Toyota Vios Ganteng Kena Ubahan Simpel, Pas Buat Lawan Honda City Baru

Studi yang dilakukan oleh National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) mengungkapkan bahwa 94 persen kecelakaan di jalan raya di Amerika Serikat disebabkan oleh kesalahan pengemudi atau human error.

Selain itu, teknologi tersebut juga dapat menambah efisiensi perjalanan, membuat manusia lebih produktif, dan lebih ramah lingkungan.

Namun, mengingat perlunya sejumlah penyempurnaan dan penyesuaian regulasi di setiap negara, perwujudan self-driving car dengan otomatisasi penuh tampaknya masih memerlukan waktu cukup lama.  

Meski begitu, saat ini, beberapa level otomatisasi telah dikembangkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang mobilitas. Salah satunya Hyundai Motors Company.

Baca Juga: Jadi Penilaian di GridOto Award 2021, Ini Alasan Resale Value Jadi Penentu Pembelian Mobil

Sejalan dengan kampanye "Driving Meaningful Innovation" yang baru saja diluncurkan. Hyundai Motors Indonesia ingin mendorong otomatisasi berkendara di Indonesia, melalui berbagai teknologi yang disematkan oleh Hyundai di setiap produknya.

Sejumlah fitur berkendara cerdas dikembangkan pada mobil yang diproduksi untuk membantu mewujudkan visi masyarakat yang lebih produktif dan otomotif yang lebih ramah lingkungan.

Perusahaan mobilitas asal Korea Selatan tersebut menyematkan Forward Collision Avoidance Assist (FCAA), Blind-spot Collision Warning (BCW), Lane Keeping Assist (LKA), dan fitur-fitur lainnya pada mobil produksinya. Fitur-fitur tersebut dikembangkan untuk memastikan keselamatan selama berkendara.

Dok. Campaign Video
Aplikasi Bluelink Hyundai

Tak hanya itu, mobil pun dilengkapi dengan teknologi Bluelink. Dilansir dari situs web resmi Hyundai, Bluelink merupakan layanan Hyundai yang memungkinkan pengendara untuk menyambungkan mobil dengan perangkat pintar lainnya.

Dengan fitur ini, pengendara bisa terhubung dengan  Call Center Hyundai untuk mengakomodasi segala bentuk situasi darurat. Kelebihan lainnya, pengendara juga bisa memantau kondisi kendaraan dari perangkat pintar lainnya, termasuk smartphone.

Melalui kedua teknologi tersebut, pengendara dapat menikmati sensasi berkendara yang lebih aman, serta mempermudah aktivitas harian berkat bantuan Bluelink. Nantinya, teknologi otomatisasi terbaru akan terus dihadirkan Hyundai bagi pecinta otomotif Tanah Air melalui kampanye ini.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kampanye dan inovasi Hyundai dalam “Driving Meaningful Innovation”, kamu dapat mengunjungi video Hyundai di sini atau mengunjungi website Hyundai di Hyundai Indonesia.

Ikuti juga media sosial Hyundai Indonesia di Instagram @hyundaimotorindonesia , Twitter Hyundai Indonesia, dan Facebook Hyundai Motors Indonesia.