Tapi saat memulai karier di Moto3, performa Quartararo malah menurun dengan berbagai masalah yang dialaminya.
"Dibanding-bandingkan dengan Marc membuatku termotivasi pada awalnya. Tapi ketika mendapat hasil buruk, hasilnya jadi tekanan," ungkap Quartararo dilansir GridOto.com dari The-Race.
"Aku mendapat hasil buruk di 2015 dan perubahan tim membuatnya semakin kacau. Hasilnya buruk, aku tak pernah memenangkan balapan Moto3, padahal di CEV aku menang 9 dari 11 balapan. Ada yang salah denganku," jelasnya.
Diterjang cedera, politik tim hingga faktor teknis di luar kuasanya, Quartararo seolah gagal memenuhi ekspektasi banyak orang dan dianggap remeh.
"Semua berawal dari tekanan, kemudian kami berganti tim ke Leopard, dan kukira mereka akan memakai motor Honda tapi malah berganti ke KTM di menit-menit terakhir. Aku tak senang dengan orang yang mengurus karirku," ungkap Quartararo.
Jadi saat gabung ke tim Leopard, Quartararo tahunya tim tersebut akan memakai mesin Honda yang sudah familiar baginya.
Tapi manajernya saat itu tidak memberi tahu Quartararo soal pergantian motor dari Honda ke KTM.
Jadi Quartararo merasa dibohongi manajernya sendiri dan membuatnya kesulitan hingga butuh waktu lama untuk beradaptasi.
Baca Juga: Berbeda dengan Fabio Quartararo, Lin Jarvis Merasa Gelar Jorge Lorenzo di MotoGP 2015 Enggak Nikmat