GridOto.com - Bicara soal mobil listrik, kendaraan ramah lingkungan yang satu ini masih memiliki harga yang cukup tinggi.
Pasalnya, baterai yang menjadi sumber tenaga dari mobil listrik masih belum dapat diproduksi dalam negeri.
Padahal, jika bisa diproduksi sendiri, tentu saja harga sebuah mobil listrik pasti akan jauh lebih murah.
Seperti yang dikatakan oleh Makmur, Chief Operating Officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia (HMID).
Menurutnya kalau kita lihat dari tahun-tahun sebelumnya harga baterai sudah semakin turun.
Semakin turun tersebut dalam arti per kWh-nya sudah semakin baik.
"Jadi baterai mobil listrik itu pasti akan semakin didevelop dan akan punya performance daya tahan makin lama, nah itu nanti yang akan kami lakukan," ujar Makmur di Tangerang Selatan beberapa waktu yang lalu.
Akan tetapi, Makmur juga mengakui kalau fokusnya tidak hanya ke baterai.
Menurutnya, ada banyak safety feature juga dan yang lainnya dan harus diperhatikan.
"Dari yang pernah saya baca, sempat ada dianalisa orang pemakai mobil listrik itu nanti generasi yang akan datang fokusnya akan lebih ke teknologi dan safety featurenya," ungkap pria yang sudah aktif di dunia otomotif lebih dari 20 tahun ini.
Jadi, Makmur meyakini kalau orang yang mau membeli mobil listrik akan lebih konsen kepada teknologi dan fitur-fitur tersebut.
Hal ini pula yang nantinya akan menjadi faktor yang akan memengaruhi harga dari suatu kendaraan listrik.
"Untuk mobil listrik yang murah itu, masing-masing segmen akan berbeda-beda, sama seperti dulu mobil listrik harganya bisa sampai dua miliar ke atas," katanya.
"Sekarang dengan kami berhasil membuktikan kalau kami bisa memberikan mobil litrik dengan harga di bawah satu miliar, ya terjangkau bagi segmen yang ini," sambung Makmur.
Hal ini merupakan suatu support bersama-sama, karena menurut Makmur itu juga bukan karena faktor produk sendiri, media juga memiliki kontribusi besar.
"Kalau media tidak mengedukasi konsumen mungkin orang juga masih ragu untuk menggunakan produk mobil listrik, tapi dengan berita yang ada maka konsumen yakin mobil listrik itu sudah wajar dan layak masuk ke Indonesia, dan kita semua sudah open minded ke arah situ," terangnya.
"Jadi sekarang gini aja, siapa yang bisa nebak Indonesia 2019 sudah masuk mobil listrik kemarin? dari tidak ada tiba-tiba jadi ada kan," tambahnya lagi.
Lebih lanjut, baterai mobil listrik yang sudah tidak bisa dipakai juga akan menjadi sebuah limbah.
Jika tidak teratasi dengan baik, limbah dari baterai mobil listrik pasti akan menimbulkan masalah lingkungan di kemudian hari.
Untuk itu, Makmur juga kini sedang menyiapkan solusi yang nantinya dapat digunakan untuk menangani masalah limbah beterai dari mobil listrik.
"Pastinya kami juga akan memikirkan soal limbah baterai mobil listrik ini, makanya kami juga menjual produk mobil listrik ini dengan garansi baterai selama 8 tahun, jadi tidak usah khawatir," tutup Makmur.