Jadi, Makmur meyakini kalau orang yang mau membeli mobil listrik akan lebih konsen kepada teknologi dan fitur-fitur tersebut.
Hal ini pula yang nantinya akan menjadi faktor yang akan memengaruhi harga dari suatu kendaraan listrik.
"Untuk mobil listrik yang murah itu, masing-masing segmen akan berbeda-beda, sama seperti dulu mobil listrik harganya bisa sampai dua miliar ke atas," katanya.
"Sekarang dengan kami berhasil membuktikan kalau kami bisa memberikan mobil litrik dengan harga di bawah satu miliar, ya terjangkau bagi segmen yang ini," sambung Makmur.
Hal ini merupakan suatu support bersama-sama, karena menurut Makmur itu juga bukan karena faktor produk sendiri, media juga memiliki kontribusi besar.
"Kalau media tidak mengedukasi konsumen mungkin orang juga masih ragu untuk menggunakan produk mobil listrik, tapi dengan berita yang ada maka konsumen yakin mobil listrik itu sudah wajar dan layak masuk ke Indonesia, dan kita semua sudah open minded ke arah situ," terangnya.
"Jadi sekarang gini aja, siapa yang bisa nebak Indonesia 2019 sudah masuk mobil listrik kemarin? dari tidak ada tiba-tiba jadi ada kan," tambahnya lagi.
Lebih lanjut, baterai mobil listrik yang sudah tidak bisa dipakai juga akan menjadi sebuah limbah.
Jika tidak teratasi dengan baik, limbah dari baterai mobil listrik pasti akan menimbulkan masalah lingkungan di kemudian hari.
Untuk itu, Makmur juga kini sedang menyiapkan solusi yang nantinya dapat digunakan untuk menangani masalah limbah beterai dari mobil listrik.
"Pastinya kami juga akan memikirkan soal limbah baterai mobil listrik ini, makanya kami juga menjual produk mobil listrik ini dengan garansi baterai selama 8 tahun, jadi tidak usah khawatir," tutup Makmur.