"Setelah itu, kita menunggu Dani Pedrosa, tetapi ternyata dia pensiun. Jadi saat itu kita juga kesulitan untuk mencari rider yang kita inginkan," jelasnya.
Bahkan setelah Lorenzo dan Pedrosa keluar dari radar, Yamaha dan SRT masih mempertimbangkan nama lain seperti Alvaro Bautista dan Sam Lowes.
"Tetapi pada akhirnya kami memutuskan untuk mengambil pembalap muda," sambung Razali.
Pilihan pun jatuh kepada Fabio Quartararo yang saat itu masih berusia 19 tahun.
Tak disangka meski awalnya tidak diperhitungkan, Quartararo malah menjadi seorang pembalap top di MotoGP.