Berdasar jenis koplingnya, DCT bisa dibagi dua, yaitu kopling kering (dry clutch) dan kopling basah (wet clutch).
Kopling jenis wet serupa dengan kopling yang ada di motor alias seluruh sistem kopling terendam oleh oli.
Baca Juga: Perpindahan Gigi Kopling Ganda KIA Seltos Terasa Halus, Ini Alasannya
Keuntungannya, usia pakai kopling menjadi lebih lama dan lebih tahan terhadap suhu yang tinggi berkat adanya oli di sekelilingnya.
Makanya DCT dengan kopling basah dipakai buat menghadapi mesin dengan torsi besar seperti yang dimiliki Hyundai Santa Fe 2.2 CRDi Signature (441 Nm/1.750-2.750 rpm).
Sesuai namanya, DCT pakai mekanisme kopling kering, punya dimensi lebih kecil, dan efisien karena volume oli yang dipompa dalam transmisi lebih kecil.
Makanya DCT kopling kering biasanya dipakai di mobil dengan torsi lebih rendah seperti di girboks DCT 7-speed di Volkswagen (Golf dan Touran) dan Ford (Fiesta dan Focus).
Sama kayak di Hyundai, DCT 7-speed-nya (D7F22 dan D7F34D) pakai kopling kering.
Baca Juga: Pakai Transisi Dual Clutch, Kia Seltos Masih Bisa Halus Ketika Macet?
Teknologi DCT ini telah ditemukan oleh engineer militer Prancis bernama Adolphe Kégresse pada 1935.
Kégresse memberi nama transmisinya Autoserve ini enggak pernah diproduksi massal, cuma jadi prototipe yang dipasang di Citroen Traction Avant.
Adalah Porsche yang pertama kali menerapkan transmisi kopling ganda di mobil balap mereka, yaitu Porsche 956 (1983) dan 962 C (1985) yang berlaga di balap ketahanan 24 Hours of Le Mans pada 1980.
Ini adalah transmisi kopling ganda 5-speed yang diberi nama Porsche Doppelkupplungsgetriebe (Inggris: dual clutch girbox) atau biasa disingkat PDK.
Sementara itu mobil produksi massal pertama yang pakai DCT adalah Volkswagen Golf GTI Mk.V di 2003.
Transmisi DCT ini dengan kode DQ250 diberi julukan DSG alias Direct Shift Gearbox.