"Sampai saat ini, populasi Subaru di Indonesia hampir 4.000 unit. Biasanya kalau APM-nya hengkang, orang beramai-ramai akan menjual mobilnya, itu logikanya," ucap Arie.
"Tapi kenyataannya pemilik Subaru sangat sedikit yang jual mobilnya meski enggak ada APM-nya di Indonesia," sambungnya.
Lebih lanjut, Arie mengatakan Subaru merupakan brand yang memiliki ikatan emosi kuat dengan pemiliknya.
Sehingga, ia meyakini brand Subaru bisa menjadi besar di Indonesia jika pengelolaannya dilakukan dengan benar.
"Jadi memang market Subaru sangat terbuka lebar, terutama untuk kalangan hobbiest dan orang yang mengerti mobil," tukasnya.
Saat disinggung soal masalah Subaru di masa lalu, Arie pun menegaskan, sebagai suatu brand Subaru bukanlah 'merek bermasalah'.
"Yang bermasalah adalah pengelolanya yang dulu. Subaru sebagai suatu brand enggak punya salah," ucap Arie.
Jika melihat rekam jejak PT Plaza Auto Mega, bisa dibilang mereka bukanlah pemain baru di dunia otomotif Indonesia.
Baca Juga: Subaru WRX Meluncur di Amerika Serikat, Kok Mirip Crossover Ya?
Sebab, perusahaan ini masih satu naungan dengan PT Plaza Auto Raya, yang merupakan salah satu jaringan dealer resmi Toyota dan MINI Indonesia.
Saat ini, PT Plaza Auto Mega tengah mempersiapkan diri untuk memasarkan Subaru di Indonesia.
"Rencananya kami akan mulai memasarkan model pada akhir kuartal satu atau awal kuartal dua tahun depan," tutupnya.