Tapinya kalau kontrol roda bisa lebih baik, kenapa hanya mobil saja yang pakai setir bundar sedangkan motor tetap pakai setang berupa besi melintang?
Ternyata alasan lain kenapa setir berbentuk bundar yakni dengan bentuk ini memudahkan ketika akan memutar balik dan akan lebih mudah mengontrol ban.
Kemudi berbentuk lingkaran juga cukup aman karena tidak ada sudutnya, risiko tangan terbentur setir ketika berputar sangat minim.
Coba kalian bayangkan jika setir berbentuk persegi atau segitiga, pastinya ada saja kejadian tangan kepentok, tergores, atau bisa saja tertancap di tangan jika terjadi kecelakaan.
Kalau motor sih buat putar balik tinggal main miringkan badan saja, sehingga bentuk setir bundar dianggap tidak terlalu efektif.
Selain itu kalau motor pakai setir bundar, tentu jadi tidak aerodinamis. Masuk akal ya?
Berlanjut pada tahun 1898, mobil dengan setir bundar mulai diproduksi massal oleh Panhard et Levassor, produsen mobil asal Perancis.
Charles Rolls, salah satu pendiri Rolls-Royce, mendapatkan inspirasi setir bundar buat mobil buatannya saat mengimpor mobil Panhard et Levassor ke Inggris di tahun yang sama.
Penggunaan setir berbentuk bundar jadi inovasi yang sangat signifikan sehingga cuma perlu waktu satu dekade saja buat merubah pikiran semua produsen mobil.
Makanya semenjak tahun 1910, sudah enggak ada lagi mobil yang pakai setir dengan bentuk tuas tiller dan seluruhnya sudah pakai setir bundar.
Meski setir berbentuk bundar jadi pakem hingga saat ini, ada saja produsen yang suka berinovasi dengan bentuk lain seperti persegi, malah enggak pakai setir di kendaraan otomatis.
Mungkin saja dalam beberapa tahun ke depan, enggak semua mobil dibekali dengan setir bundar karena sudah pakai sistem autonomous.
Nah, sudah bisa tidur nyenyak deh kalau tahu alasan kenapa setir mobil dibuat bundar, hehehe...