Tapinya semakin sering kamu melewati rute yang sama, return trip effect ini justru akan semakin berkurang.
Contoh saja kalau kamu baru sekali dua kali touring dari Jakarta ke Bandung, perjalanan pulang akan terasa cepat.
Tapi kalau kamu bisa sebulan atau malah seminggu sekali bolak-balik dari Jakarta ke Bandung, mungkin saat berangkat dan pulang bakal terasa sama saja waktunya.
Ingat lagi, return trip effect terjadi karena saat berangkat, otak akan memikirkan rute yang tidak terprediksi sehingga membuat kamu banyak berekspektasi.
Tapi kalau kamu sudah sering lewat rute itu, otak sudah bisa memprediksi waktu tempuh saat berangkat dan pulang sehingga ya terasa sama saja karena enggak ada ekspektasi yang aneh-aneh.
Kira-kira begitu penjelasan sederhana soal return trip effect, enggak cuma sugesti aja nih ternyata.
Tapi kalau kamu mau membaca 'penjelasan tidak sederhana' soal return trip effect ini, ya bisa intip deh hasil penelitiannya dengan klik tautan ini.