Ia melanjutkan, dengan adanya infrastruktur jalan yang terhubung secara penuh, maka pertumbuhan ekonomi di wilayah selatan Pulau Jawa bisa didorong, terutama di daerah yang relatif terisolir.
Namun bentuk pertumbuhan ekonomi di wilayah selatan agak berbeda dengan wilayah utara, karena kontur areanya yang dipenuhi dengan pegunungan dan perbukitan.
Jadi bisa dikatakan, kekuatan ekonomi di Pansela berada di sektor agro hingga wisata budaya dan alamnya.
"Perancangan sistem jalannya juga harus memperhatikan hal itu. Agak berbeda dengan kawasan utara yang memang di sana ada pelabuhan cukup besar dan intensitas akses mobilitasnya berbeda. Di Pansela justru masalah konservasi harus dipertimbangkan juga dalam pengembangan wilayahnya," jelas Hedi.
Lebih lanjut, Hedi menuturkan kalau sebelumnya prioritas pembangunan memang diarahkan ke jalur Pantura.
Mengingat, jalur Pantura jadi jalur yang sangat dibutuhkan untuk menyokong perekonomian nasional.
Tetapi Kementerian PUPR merasa akses ke wilayah tengah dan selatan Pulau Jawa juga diperlukan oleh masyarakat.
"Kenapa kami perlu beri akses dari selatan? Memang jalur Pansela membentang semacam trans selatan yang menghubungkan kota-kota di wilayah selatan Pulau Jawa. Tapi kami melihat pengguna produk-produk dari selatan itu di tengah dan utara utamanya," ungkapnya.