Di Temanggal 1, kurang lebih ada 32 rumah warga yang terdampak pembangunan jalan tol baru ini.
Rumah tersebut paling banyak berada di RT 5 meski ada beberapa di RT 4 juga terdampak.
Sugiharto mengungkapkan bahwa ada sebagian warga kurang senang dengan adanya pembangunan jalan tol baru ini.
"Sebenarnya tidak menolak. Kami hanya minta dihargai, ingin uang ganti rugi di atas harga pasar agar bisa membeli tanah kembali," lanjutnya.
Pembersihan dan pembongkaran bangunan rumah juga dilakukan di Padukuhan Sanggrahan, Tirtoadi, Mlati.
Yang mana wilayah padukuhan di Sanggrahan akan jadi titik temu Tol Yogyakarta-Solo dan Tol Yogyakarta-Bawen.
Karena pertemuan berada di pemukiman warga, alhasil hampir 50 persen rumah penduduk tergerus.
"Sebagian rumah, sekarang sudah ada yang dibongkar," kata Heky Prihantoro, Jogoboyo (Kasi Pemerintahan) Kelurahan Tirtoadi.
Baca Juga: Pembangunan Tol Yogyakarta-Solo Dimulai, Tiga Exit Tol dan Satu Rest Area Disiapkan di Klaten
Kurang lebih ada 344 bidang di Kelurahan Tirtoadi yang terdampak pembangunan jalan tol Tol Yogyakarta-Bawen.
Menurut Heky, pembayaran UGR di daerah tersebut sudah mencapai 98 persen atau hanya kurang 2 persen.
Oleh sebab itu sejumlah rumah warga mulai diratakan dengan tanah untuk persiapan pembangunan fisik jalan tol.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Pembersihan Lahan Tol Yogyakarta-Solo dan Yogyakarta-Bawen, Rumah Dirobohkan