GridOto.com - Walaupun baru muncul lagi sebagai Owner Alrasyid Indo Racing (AIR), figur Rachmat Alrasyid alias Acid bukanlah sosok baru di dunia otomotif, khususnya balap motor.
Pasalnya, figur yang akrab disapa Acid ini sebelumnya sempat aktif sebagai pembalap motor di medio 1999 pada umur 16 tahun.
“Tahun '99 itu mulai ikut balap resmi, tahun 2000 bikin tim sendiri dengan Hardi Fadhillah (adik Harlan Fadhillah),” ujar Acid kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.
“Tahun 2003 itu saya terakhir aktif balapan di Caltex Yamaha bareng Harlan,” imbuhnya.
Secara total, Acid berkarier sebagai pembalap motor selama 5 tahun sebelum memilih untuk pensiun dini akibat kehilangan motivasi.
“Gak ada alasan spesial sih, tiba-tiba malas aja karena bosan, kayak Casey Stoner (Juara Dunia MotoGP 2 kali) dulu,” kelakar pria yang hobi bersepeda itu.
Setelah memutuskan untuk gantung helm, Acid fokus pada kuliahnya di jurusan Ilmu Komunikasi universitas Paramadina pada 2004.
Sebelum akhirnya lulus, menikah dan sibuk mengurus perusahaan properti yang masih dipegangnya hingga saat ini.
“Jadi selama 18 tahun kebelakang benar-benar tidak lagi bersentuhan dengan dunia otomotif dan balap motor,” ujar pria kelahiran Jakarta, 38 tahun silam itu.
Hingga akhirnya pada awal Covid-19 pada 2020 lalu, Acid mengatakan dirinya banyak melihat konten balap motor di media sosial akibat bosan.
Hal tersebut pun membuatnya tertarik untuk kembali ke dunia balap motor setelah absen nyaris dua dekade, kali ini dengan peran yang berbeda.
“Saya lihat pembalap yang latihan itu bukan lagi seumuran saya saat baru mulai, justru anak-anak kecil yang start balap aja motornya masih harus dipegangin bapaknya,” ujar Acid.
“Gilanya lagi anak-anak ini skill-nya juga udah melebihi skill kami-kami pas mulai balapan dulu, bayangin aja baru balapan mereka udah elbow down semua,” tawanya.
Melihat hal tersebut, Acid pun memutuskan untuk membentuk Alrasyid Indo Racing (AIR) bersama Harlan dan teman-temannya yang lain ketika masih aktif di dunia balap.
“Saya ingin anak-anak ini ada yang membimbing dan membuka jalan untuk menyalurkan bakat-bakat mereka," sebut Acid.
“Apalagi kalau lihat di luar negeri itu pembalap motor sudah mulai dididik dari umur belia kan, jadi kenapa nggak kami coba support?” imbuhnya.
Buah pertama dari proyek AIR adalah Alrasyid SND AP10, motor MiniGP yang didesain untuk pembalap motor muda umur 9 hingga 16 tahun.
Motor balap kelas MiniGP sengaja dipilih untuk membantu membiasakan para pembalap muda Indonesia berlatih menggunakan motor balap sport mini.
“Karena kalau lihat di luar negeri, pembalap-pembalap motor di sana sudah latihan pakai motor sport mini sejak masih kecil, bahkan sejak masih umur 4-5 tahun,” tukas Acid.
“Belajar balap pakai bebek underbone mungkin masih oke saat jaman saya dulu, tapi kalau sekarang umur 16 tahun baru belajar naik sport prototipe hitungannya sudah telat,” tambahnya.
“Makanya kalau pembalap Indonesia mau kompetitif di kejuaraan internasional ya penjenjangannya harus disetarakan juga dengan lawan-lawannya sejak dini,” ujar Acid.
Jika para pembalap muda Indonesia sudah terbiasa dengan motor sport mini, harapannya mereka bisa lebih mudah menerapkan skill yang mereka peroleh ketika berkompetisi dengan motor sport yang lebih besar.
“Mario Aji (pembalap Indonesia yang kini berlaga di kejuaraan Idemitsu Asia Talent Cup memakai motor Moto3) yang mulainya telat aja bisa finis di 10 bahkan 5 besar,” ujar Acid.
“Coba bayangkan kalau dari kecil sudah biasa balapan pakai motor sport, saya yakin pasti bisa lebih baik lagi,” tutupnya.