"Saya ini sekolahnya elektronika, tapi ya ga jauh-jauh amat dengan mesin," ucapnya dengan logat kental Jawa.
"Tapi ya dalam prinsip saya yang penting dalam membuat motor itu harus teliti. Makanya saya sendiri kalau di trek memang cenderung pendiam karena harus konsentrasi penuh untuk setting motornya," lanjutnya lagi.
Karena prinsip ketelitiannya itulah, motor hasil karya Mletis dan bengkelnya MBKW2 itu sering kebanjiran order dari tim-tim lain bahkan dari seluruh region balap di Indonesia.
"Dalam membuat mesin motor sendiri kami tidak terpatok hanya satu merek saja. Honda bikin, Yamaha bikin, kelasnya pun bisa dari pemula sampai seeded tergantung orderan saja," tambahnya.
Karena menerima banyak orderan mesin, tidak heran kalau bayak tim balap di Jawa atau luar Jawa yang menggunakan mesin garapan bengkel MBKW2 binaan Mletis.
Yang jadi pertanyaan, saat banyak tim balap menggunakan mesin garapannya, bagaimana dengan setting di sirkuit saat balap jika event berbarengan?
"Nah apa saya harus ikut tiap balap? Tidak perlu, yang penting cukup ada anak-anak MBKW2 yang biasanya ikut sama tim lain. Dia yang pegang dan bertanggung jawab penuh," terangnya lagi.
Mletis sendiri pernah mengungkapkan, biaya untuk bikin motor balap juga tidak murah, bisa tembus Rp 80-100 juta bahkan bisa lebih kalau kelas seeded dimana ubahannya cukup banyak.