"Mungkin ada beberapa frustrasi karena parc ferme mereka tak bisa melakukan apapun ke mobilnya," sambungnya.
"Jadi kupikir ada yang perlu didiskusikan tim dan FIA ke depannya. Menurutku, harus tetap ada FP2 karena akan ada aktivitas dan fans suka melihat mobil melaju," jelasnya.
Selain itu ada beberapa pendapat yang menyebut 3 poin kejuaraan terlalu sedikit untuk menghargai pembalap tercepat di sprint.
Maka dari itu, F1 serius mempertimbangkan poin kejuaraan lebih banyak yang bisa diperebutkan di sprint race.
"Jujur, kami sempat memikirkan poin lebih banyak dan keputusannya tidak seperti itu karena takutnya sprint malah jadi penentu kejuaraan dibanding balapan utamanya," sambungnya.
"Tapi kupikir itu sesuatu yang bisa didiskusikan. Aku tak bilang aturan sekarang sudah paten. Memang paten untuk tahun ini saja. Tapi untuk tahun depan mungkin akan ada diskusi soal poin untuk membuat balapan lebih atraktif, tentu dengan poin yang lebih banyak," tuntasnya.
Dengan poin yang lebih banyak, tiap tim dan pembalap akan lebih berani mengambil risiko pada sprint race.
Tentu saja penonton akan semakin dimanjakan dengan hal ini.
Baca Juga: Ini Rahasia Mercedes Tampil Lebih Cepat dari Red Bull di F1 Inggris 2021