GridOto.com - Dunia otomotif Tanah Air diselimuti duka setelah mantan Ketua IMI DKI Jakarta yang sempat menjabat sebagai Waketum International and Event IMI, Alfonsus Judiarto dikabarkan meninggal dunia pada Selasa (13/07/2021) pukul 22.59 WIB.
Rencananya, mendiang Alfonsus Judiarto disemayamkan di pemakaman San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat pada hari ini, Rabu (14/07/2021) pukul 14.30 WIB.
Semasa hidupnya, Judiarto dikenal sebagai tokoh yang sempat aktif sebagai crosser dan menangani sejumlah event seperti motocross, powercross dan kejurnas speed off-road.
Tidak hanya itu, saat masih menjabat sebagai Ketua IMI DKI Jakarta, ia juga sempat ditantang Wail Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2014, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk membuat sirkuit khusus balap Formula 1 (F1).
Cerita ini kami ketahui dari Tabloid OTOMOTIF edisi 47:XXII yang terbit pada 21-27 Maret 2013 lalu.
Jadi tantangan ini muncul ketika rombongan IMI DKI Jakarta yang terdiri dari Alfonsus Judiarto, Irawan Sucahyono dan pembalap asal DKI Jakarta, Rafid Topan Sucipto datang untuk menemui Ahok.
Dalam kunjungan tersebut, Ahok memberikan tantangan pada rombongan IMI DKI Jakarta untuk membuat sirkuit balap.
"Daripada ngebut di jalan dan bisa terjadi adu kambing, lebih baik balap di sirkuit," jelasnya, dikutip dari Tabloid OTOMOTIF edisi 47:XXII.
Baca Juga: IMI DKI Jakarta Gelar Program Vaksinasi Covid-19 Gratis, Cukup Bawa KTP, Begini Cara Daftarnya
Tantangan ini muncul bukan tanpa alasan, mengingat Provinsi DKI Jakarta bisa mengoleksi medali emas sejak ajang balap motor masuk PON.
"Padahal disumbang dari pembalap yang di daerahnya tak ada sirkuit, apalagi kalau punya?" imbuh Ketua IMI DKI Jakarta, Alfonsus Judiarto.
Dengan begitu, Ahok pun menantang IMI DKI Jakarta untuk membuat proposal pembuatan sirkuit balap dan langsung ditanggapi serius oleh Judiarto.
"Sudah disiapkan proposalnya. Sementara ini lahan dulu yang perlu dicari," terang Judiarto.
Tak hanya itu, Ahok juga sempat terpikirkan ntuk membuat sirkuit khusus ajang F1 di Kemayoran, Jakarta.
"Singapura saja bisa," tukas Ahok terkait street circuit atau sirkuit berbasis jalan raya untuk ajang F1.
Menanggapi hal ini, mantan Kabid Olahraga PP IMI dan mantan Sekjen PP IMI, Irawan Sucahyono mengatakan wilayah Kemayoran bisa saja digunakan sebagai sirkuit non permanen.
Kendati demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatian sebelum menggunakan wilayah Kemayoran sebagai street circuit.
"Terutama wall barrier yang menjadi lebih banyak di tiap pinggir sirkuit. Jika menggunakan sirkuit permanen, tinggal diperkuat dengan mengecor saja," katanya.
Baca Juga: Mantan Ketua IMI, Sadikin Aksa Ternyata Memiliki Peran Penting di Ajang Balap MXGP
Sementara itu, Judiarto justru sangat optimis untuk menggunakan Kemayoran sebagai sirkuit balap F1.
"Jalannya sudah rata, karena bekas runaway pesawat. Lantas aksesnya dekat dengan pelabuhan serta minim banjir," ucapnya.
Pendapat berbeda kemudian muncul dari Irawan yang mengungkapkan bahwa Kemayoran memang bisa saja jadi sirkuit F1, tapi lebih bagus lagi jika dibuar dari dasar menjad sirkuit permanen.
Namun untuk sirkuit permanen lainnya, seperti gokart dan balap motor kemungkinan besar bisa dilaksanakan.
"Dari panjang lintasan pun tak terlalu panjang, jika membuat sirkuit F1. Perlu 5,6 Km dengan lahan sekitar 100 hektare," ungkapnya.
Seperti belum puas, Ahok kembali memberikan tantangan soal sirkuit kepada Judiarto.
Mengingat pada saat itu ada lahan pinjaman di daerah Marunda dan Banjir Kanal Timur.
Pada akhirnya Wagub DKI Jakarta ini pun meminta pembuatan proposal dilakukan sesegera mungkin.
"Untuk sirkuit itu, panjangnya sekitar 3 Km dengan fasilitas yang bisa sebagai sarana balap motor atau gokart, mulai event lokal hingga kejuaraan dunia," jelas Irawan.
Irawan menilai, sirkuit ini lebih memungkinkan untuk dibuat dan digunakan sebagai lokasi ajang balap Gokart Asia.
Lalu untuk pendanaan pembuatan sirkuit rencananya di-sharing bersama beberapa pihak.
Masih belum puas, Ahok kembali memberikan tantangan lagi kepada rombongan IMI DKI Jakarta.
"Sekarang tentukan siapa yang dijadikan sponsor seperti mal yang ada, misal Senayan City, Plaza Senayan atau dari milik DKI, seperti Ancol, nah undang mereka. Rapatnya di sini, di ruang saya," ujarnya.