"Kali ini saya memilih beberapa part untuk sang Nagabanda dan terpilih limbahan dari motor Ducati seperti swing arm dan monoshok Ohlins dari ducati S4R," terang Ajus.
Kemudian untuk kedua rodanya menggunakan pelek Ducati Diavel dengan lebar 8 inci belakang dan 3,5 inci depan yang dibalut ban Pirreli ukuran 240-17 dan 140-17.
"Pemilihan kaki-kaki tapak lebar pada sebuah motor berkonsep neo-cafe racer sangat berpengaruh besar pada tampilannya, karena pada dasarnya saya suka melihat yg semok dan lebar," ungkapnya.
Lanjut ke bagian bodywork, beberapa bagian rangka mengalami ubahan dan kemudian dibuatkan bodi baru bermaterial pelat aluminium yang pembuatannya memakan waktu 8 bulan.
Baca Juga: Harley-Davidson Sportster 883 Scrambler Jadi Ramping ala Triumph Lawas
"Jadi kenapa lama karena hampir keseluruhan bodyworknya mendapat perubahan sebanyak 3 kali dan itu sangat menguras energi, waktu dan pikiran saya," tutur Ajus.
Kesulitan lainnya adalah pembentukan lekukan bodi dan fairing yang dibuat serendah mungkin agar tidak terlihat tinggi dan pas dengan ayunan girder fork-nya tadi.
Bahkan untuk finishing membutuhkan dua kali pembokaran dan menggunakan teknik yang sulit.
"Finishing kali ini saya mencoba tingkatan yg lebih sulit yaitu hairline polished dan kombinasi dengan tatahan untuk memberikan kesan getokan kecil dan halus pada bodyworknya mirip Bokor alat persembahyangan di Bali," jelasnya.
Baca Juga: Harley-Davidson Sportster 883R Jadi Cafe Racer Lawas, Tampangnya Menarik Banget