Hati-Hati Marak Penipuan Online di Media Sosial, Pengamat Keamanan Siber Ungkap Modusnya!

Muslimin Trisyuliono - Rabu, 30 Juni 2021 | 10:59 WIB

Ilustrasi tipuan online di sosial media (Muslimin Trisyuliono - )

GridOto.com - Seiring perkembangan teknologi yang masif, membuat segala jenis transaksi jual-beli termasuk kendaraan dan produk otomotif semakin mudah dilakukan secara online.

Dengan kepraktisan tersebut, ada beberapa orang yang memanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan besar dengan jalan yang tidak benar salah satunya dengan tipuan online (tipon).

Salah satu modus tipuan online ini seperti menjual barang dengan harga yang tidak wajar, mengambil foto produk dari pedagang lain hingga memiliki followers yang cukup banyak.

Tujuannya untuk membuat calon korban tertarik dan meyakinkan untuk membeli, seperti velg TE37 orisinal ring 18 yang biasa dijual dikisaran Rp 30 sampai Rp 40 jutaan.

Baca Juga: Waspada Tipuan Online Berkedok Jual Harga Murah, Begini Cara Mengecek Keaslian Akun Sosial Media Penjual

Tetapi dijejaring media sosial ada yang menjual dengan harga miring belasan juta rupiah saja.

instagram.com/vkwheelsgallery
Beberapa akun tipuan online (tipon) di sosial media.

Melihat maraknya penipuan online seperti ini, Alfons Tanujaya selaku Pemangat Keamanan Siber dari VaksinCom pun angkat bicara.

"Cukup jelas (penipuan). Biasanya penipu-penipu ini sudah berpengalaman dan mempersiapkan diri dengan baik dengan alamat palsu dan rekening Bank bodong yang dengan secepat kilat akan menarik dana yang sudah ditransfer," ujar Alfons kepada GridOto.com Rabu (30/06/2021).

"Tekniknya menggoda korbannya dengan harga murah supaya masuk ke dalam jebakan dan gelap mata ingin mendapatkan harga murah sehingga bersedia transfer," sambungnya.

Baca Juga: Marak Modus Penipuan Lelang Kendaraan Murah, Ini Tips Amannya dari Bea Cukai

Namun, ia mengungkapkan cukup sulit untuk mendapatkan uang kembali jika menjadi korban penipuan online.

"Kalau menjadi korban penipuan online khususnya sudah melakukan transfer ke rekening penipu memang sangat sulit mengharapkan dana kembali," jelasnya.

Lantaran ada beberapa cara yang dilakukan oknum penipu, sehingga sulit untuk dilacak keberadaannya.

"Rekening Bank yang digunakan untuk menampung hasil kejahatan bisa menggunakan tanda pengenal palsu sehingga sangat sulit di lacak," katanya.

Baca Juga: Makin Lihai! Tipon Bikin Marketplace Sendiri dan Gunakan Nama BUMN

Oleh sebab itu, Alfons mengimbau kepada konsumen supaya tidak mudah percaya jika diharuskan transfer terlebih dahulu ke rekening penjual yang tidak dikenal.

"Usahakan rekber (rekening bersama) atau Cash on Delivery," pungkasnya.