GridOto.com - DKI Jakarta merayakan ulang tahunnya ke-494 tepat pada hari ini, Selasa (22/06/2021).
Berawal dari Sunda Kelapa hingga menjadi DKI Jakarta sekarang tentunya banyak perubahan yang terjadi, terutama di sektor transportasi.
Bicara soal transportasi di DKI Jakarta, ada salah satu yang menarik perhatian kami, yakni Helicak.
Berdasarkan dokumen di Jakarta.go.id, Helicak merupakan moda transportasi beroda tiga berdaya angkut dua orang yang pernah eksis di DKI Jakarta.
Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Lakukan Pembatasan Jam Operasional Transportasi Umum, Simak Rinciannya
Transportasi beroda tiga ini pertama kali muncul saat masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, tepatnya pada 24 Maret 1971.
Adapun kemunculan Helicak digunakan sebagai pengganti fungsi becak yang masih menggunakan tenaga manusia.
Bentuknya juga tergolong unik, karena bagian depannya sekilas terlihat mirip seperti helikopter.
Kemiripan tersebut kemudian membuat transportasi roda tiga ini disebut sebagai Helicak yang merupakan gabungan dari kata 'helikopter' dan 'becak'.
Baca Juga: Ingat Sama Helicak? Transportasi Umum Mirip Helikopter Ini Basisnya Pakai Skuter asal Italia Lho
Helicak bukan tranportasi asli buatan Indonesia, melainkan produksi Italia.
Dahulu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta perlu mengimpor Helicak dengan harga Rp 400 ribu per unitnya pada 1971.
Kemudian pada 1999, harga transportasi roda tiga ini naik menjadi Rp 525 ribu per unitnya.
Bicara soal spesifikasinya, Helicak menggunakan basis motor skuter buatan Italia, yakni Lambretta GP 150 dan SX 150, yang dimodifikasi bagian depannya.
Baca Juga: Kalau Boncengan Dijamin Social Distancing, Motor Jadul Ini Panjangnya Sampai 3 Meter!
Untuk diketahui, Lambretta GP 150 menggendong mesin 2-tak berkapasitas 148 cc yang bisa menghasilkan teanaga 8,7 dk dan sanggup dipacu hingga 101 Km/jam.
Sementara Lambretta SX 150 dibekali dengan mesin 2-tak 150 cc dengan tenaga 8,8 dk dan top speed 96 Km/jam.
Kendati demikian, transportasi roda tiga ini sekarang sudah tidak eksis lagi di jalanan DKI Jakarta karena beberapa alasan.
Mulai dari posisi penumpang yang duduk di bagian depan, membuat Helicak dikatakan tidak aman, terutama jika terjadi kecelakaan.
Baca Juga: Kode Warna Pada Sekring Mobil Dan Motor, Belum Banyak Yang Paham Loh!
Lalu posisi sopir yang ada di belakang tidak terlindungi oleh atap, sehingga selalu terpapar sinar matahari dan basah kuyup kalau turun hujan.
Hal ini membuat para pengusaha kurang melirik Helicak dan lebih memilih Bajaj yang masuk pada 1975 silam.
Terakhir, perawatan Helicak juga tergolong cukup rumit, sehingga menyulitkan para pemiliknya.
Meski demikian, sempat ada satu Helicak yang diketahui terus beroperasi di sekitar wilayah Menteng, Jakarta Pusat hingga 2004 silam.
Setelah itu, transportasi roda tiga ini pun bisa dikatakan lenyap dari jalanan DKI Jakarta.
Sobat GridOto ada yang pernah punya kenangan dengan Helicak?