Syaiful memang warga asli Ngayung yang setelah SMP langsung merantau menyusul orang tuanya di Jakarta.
"Saya merantau tahun 1992. Karena orangtua kan sudah ke Jakarta sejak tahun 1988, jualan sea food, pecel lele, gitu-gitu di daerah Sunter," terangnya.
Waktu itu Syaiful turut membantu orangtuanya dalam berjualan, misalnya seperti mencuci piring, belajar memasak, dan lain sebagainya.
Hingga akhirnya, Syaiful muda sedikit demi sedikit mulai memahami tentang teknik berjualan seperti yang diturunkan orangtuanya.
"Sampai akhirnya bisa bikin warung pecel lele sendiri di Kelapa Gading sekitar tahun 1994, sejarahnya seperti itu, awalnya usaha kecil-kecilan di pinggir jalan, kaki lima," kata dia.
Tak lama setelah berhasil mendirikan warung sendiri, Syaiful punya banyak langganan. Tak tanggung-tanggung, mereka berasal dari klub-klub sepeda motor.
Berangkat dari situ, Syaiful mencoba menaruh sepasang hingga dua pasang sepatu di atas meja warungnya untuk dijual.
"Kebetulan mereka itu dari orang-orang yang lumayan lah, ada yang pesen, saya beliin sembari jualan di warung," lanjut dia.
Singkat cerita, pada 2002, Syaiful memutuskan untuk lebih fokus menggeluti dunia fashion dan meninggalkan usaha pecel lelenya.
Pada tahun itu, ia bertolak ke China, untuk berbelanja sejumlah barang selanjutnya dijual di Indonesia.