"Lalu kadang tuas rem terasa seperti berada di posisi yang aneh. Itu terjadi karena tak mudah bagi mekanik untuk mengembalikan semua ke posisi semula saat membangun motornya, melepasnya usai balapan lalu membangunnya kembali di balapan selanjutnya," ungkapnya.
"Kadang ada perbedaan beberapa milimeter ke atas atau ke bawah yang konsekuensinya sangat besar," jelasnya.
Baca Juga: Harus Beradaptasi Dengan Kondisi Saat Ini, Marc Marquez Pernah Berpikir Dirinya Tak Kompetitif Lagi…
Posisi tuas rem yang tidak tepat kadang tidak terasa kalau cuma 1 atau 2 lap.
Kemudian pada banyak lap saat balapan, ketidaktepatan posisi itu membuat beban kerja lengan semakin berat tanpa disadari.
"Tapi bisa juga terjadi karena fisikmu kurang siap, terutama bisep, trisep, dan otot dada," sambung adik tiri Valentino Rossi ini.
"Menurutku pada kasusku, aku tidak mengalami problem arm pump lagi setelah aku selalu menyiapkan 3 otot tadi dengan 100 persen," jelasnya.
Marini juga mengungkap, ada pembalap akademi VR46 lain yang pernah mengalami cedera ini.
"Celestino Vietti juga mengalaminya. Mungkin pada kasusnya karena saat dia naik kelas, berat motornya berbeda jauh dan kau harus mengerem lebih keras lagi," sambungnya.
Sementara Valentino Rossi menilai bahwa performa motor MotoGP saat ini sangat menuntut fisik pembalap.
"Sindrom kompartemen ini berhubungan juga dengan tenaga dan performa yang naik dari motor, baik dari akselerasi dan top speed yang luar biasa serta pengeremannya. Di Jerez kau mengerem sangat keras, motornya bisa melakukannya terus-menerus jadi masalah itu bisa muncul," kata Rossi.