GridOto.com - PT Sokonindo Automobiles (DFSK) menghadirkan mobil komersil listrik DFSK Gelora E di pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) 2021.
Sebelumnya, DFSK Gelora E pertama diperkenalkan di ajang GIICOMVEC 2020 (5/3/2020) dan sempat kami tes jalan.
Namun kami belum membahas apa saja yang berbeda antara DFSK Gelora E dengan DFSK Gelora bermesin konvensional.
Pertama yang sudah pasti, DFSK Gelora dibekali mesin bensin DK 1.500 cc bertenaga klaim 109 dk dan sekitar 140 Nm torsi.
Sedangkan Gelora E memiliki motor Permanent Magnet Synchronous Motor dengan baterai Lithium-ion 42 kWh yang menghasilkan tenaga 80,4 dk dan 200 Nm torsi.
Baca Juga: ELMO: DFSK Gelora E Diperkenalkan, Begini Video Rasa Berkendaranya
Kalau dari eksterior, DFSK Gelora mesin konvensional dan DFSK Gelora E tidak memiliki banyak perbedaan kecuali kalau dilihat dari detil-detilnya.
Gelora E memiliki dua port charger, satu di balik emblem DFSK di depan untuk standard charging, lalu di balik "tutup bensin" samping adalah port quick charging.
Lalu bagian gril, DFSK Gelora E memiliki gril bergaya 2 slot sementara gril DFSK Gelora itu 3 slot.
Bagian belakang DFSK Gelora E dilengkapi oleh sensor parkir, yang tidak ada di DFSK Gelora konvensional.
Pada bagian interior, perbedaan antara Gelora E dan Gelora mesin konvensional cukup kentara terutama di dashboard.
Baca Juga: Mobil Listrik DFSK Gelora E Menawarkan Cicilan Ringan dan Ada Hadiah Sepeda Brompton
Instrumen kluster DFSK Gelora memiliki tachometer, sedangkan pada Gelora E tachometer diganti menjadi State Of Charge (SOC) dan memiliki layar MID.
Tak hanya itu, DFSK Gelora E telah dilengkapi dengan head unit touchscreen 8 inci yang support kamera parkir, sementara head unit DFSK Gelora hanya radio AM/FM.
Pada konsol tengah, posisi tuas transmisi manual pada Gelora digantikan oleh kenop putar pada Gelora E.
Untuk harga, DFSK Gelora mesin konvensional dibanderol mulai dari Rp 169 juta untuk blind van dan Rp 185 juta untuk minibus.
Sedangkan DFSK Gelora E dibanderol berkisar Rp 480-490 juta untuk blind van dan Rp 510-520 juta untuk minibus.