Pemasukan tak ada, tapi pengeluaran mengalir bak air terjun.
Suhartono yang mengelola sedikitnya 100 armada bus itu mengaku harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk menjaga usahanya tetap hidup.
Mulai dari membayar angsuran hingga gaji pegawai yang jumlahnya mencapai 700 orang.
"Biaya-biaya angsuran, gaji pegawai tetap jalan terus," ujar tersebut.
Dia khawatir, angkutan bus yang berhenti beroperasi selama 12 hari dapat membuat perusahaan kolaps.
Imbasnya ribuan pekerja moda angkutan darat terpaksa kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Kami tentu tidak ingin ada PHK, kalau kondisinya begini terus mungkin terpaksa bisa saja terjadi," jelas dia.
Ia berharap pemerintah meninjau kembali kebijakan larangan mudik Lebaran 2021.
Baca Juga: Soal Larangan Mudik, Banyak Pengendara Lolos Lewat Jalur Tikus, Ini Kata Pengamat