GridOto.com - Aturan baru soal gaji pembalap F1 akan segera diperkenalkan dalam beberapa pekan ke depan.
Dengan aturan baru ini, gaji pembalap akan dibatasi dalam nilai tertentu pada setiap musimnya.
Dalam hal ini, tim hanya diperbolehkan memberikan gaji sebesar 30 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 438 miliar untuk pembalap (kurs 1 dolar AS senilai Rp 14.615 per 10 April 2021).
Pembatasan gaji pembalap ini menyusul protes beberapa tim soal besarnya gaji pembalap.
Baca Juga: Pangeran Philip Meninggal Dunia, Bos Tim Red Bull Christian Horner Punya Kenangan Aneh
Krisis ekonomi imbas Covid-19 memengaruhi keuangan pabrikan dan tim sehingga pemangkasan gaji jadi opsi cukup efektif menekan pengeluaran.
Batasan gaji ini akan membuat tim mengurangi gaji pembalap yang sudah besar saat ini.
Misalnya saja gaji Lewis Hamilton dari Mercedes yang dikabarkan menyentuh angka sekitar Rp 804 miliar.
Berarti gaji Hamilton hampir 2 kali batas gaji pada aturan baru tersebut.
Sebelumnya mulai musim ini, ada aturan baru soal pembatasan anggaran belanja tim.
Musim ini, tim maksimal hanya boleh mengeluarkan uang 145 juta dolas AS atau senilai Rp 2,12 triliun.
Namun dipastikan, gaji pembalap tidak dimasukkan dalam batasan anggaran belanja tim.
Meski begitu, beberapa pihak menilai bahwa gaji pembalap seharusnya dimasukkan ke anggaran belanja tim.
Baca Juga: Pangeran Philip Meninggal Dunia Dalam Usia 99 Tahun, Dua Tahun Lalu Mau Nyetir Mobil F1
Jadi ketika sudah mengeluarkan gaji pembalap terlalu banyak, tim akan lebih terbatas dalam mengeluarkan uang untuk keperluan lain.
Hal itu bisa membuat kompetisi semakin menarik karena tim yang uangnya banyak tidak bisa sebebas sebelumnya untuk mendominasi.
"Itu sangat krusial. Pengeluaran itu bisa dipakai merekrut staf lebih banyak dan untuk pengembangan teknis," kata Alain Prost, legenda balap F1 yang juga penasihat tim Alpine F1, seperti dilansir GridOto.com dari Planet F1.
"Bukan cuma membedakan, tapi uang bisa mendorong semuanya. Di masaku dulu, kejelian tiap tim soal uang juga membuat perbedaan. Pada saat itu, ketergantungan terhadap uang cukup kecil, kemudian datanglah pabrikan dengan sponsor besar, kami membuat tim yang besar yang sekarang sulit terlepas satu sama lain," jelasnya.