Banyak 'Atlet Lempar Batu' di Rute Semarang-Kendal, Sopir Truk Kesal Sering Jadi Sasaran Tembak

Ditta Aditya Pratama - Jumat, 12 Maret 2021 | 21:07 WIB

Salah satu truk korban atlet lempar batu di rute Semarang-Kendal (Ditta Aditya Pratama - )

GridOto.com - Banyaknya kasus pelemparan batu membuat rute Semarang-Kendal dijuluki sarang 'atlet lempar batu' oleh sopir truk yang biasa melintas.

Pelemparan batu ke jalan raya oleh pihak tak dikenal itu memang membahayakan kendaraan yang melintas.

"Kami para sopir menyebut daerah Kendal-Semarang sebagai jalur rawan lempar batu karena maraknya aksi tersebut," ujar seorang sopir truk, Gunadi yang dikutip GridOto.com dari Tribunjateng.com.

Sebagai sopir lintas kota yang biasa menempuh trayek Jakarta-Surabaya, Gunadi sudah hafal daerah mana saja yang rawan aksi kejahatan seperti lempar batu.

Dia setidaknya seminggu dua kali melintasi wilayah Jakarta-Surabaya. Penilaiannya, hanya di wilayah Jateng di Kendal dan Semarang yang jadi momok bagi sopir terhadap ancaman lempar batu. 

Baca Juga: OtoToys: Pelajar SMK di Ponorogo Bikin Miniatur Truk Oleng, Laku Keras di Pasaran!

Untuk wilayah Jabar hampir tidak ada karena jarang sekali. Kemudian wilayah Jatim biasanya terjadi di daerah Jombang dan Mojokerto. 

"Kami selalu berhati-hati saat melintasi wilayah dari Weleri hingga Mangkang," ujarnya.

Dia menjelaskan, para sopir melakukan berbagai antisipasi agar terhindar dari kejahatan tersebut. 

Biasanya para sopir jika terpaksa melintasi jalur tersebut seorang diri pada jam rawan yaitu pukul 03.00 hingga 05.30, maka memilih lewat jalur tol. 

Namun ketika ada truk lain sesama truk maka berani melintasi jalur itu secara bersama-sama atau konvoi. 

Baca Juga: Truk Trailer Angkut Besi 53 Ton Nyangkut di Tengah Kampung, Sopir: Malam Hari Jalanan Terasa Lebar, Paginya Kok Jadi Sempit

"Kami berupaya menghindari aksi kejahatan itu tetapi kadang masih ada sopir yang kena," tutur Ketua Komunitas Sopir Truk Nganjuk (KSTN) itu. 

Dia menjelaskan, ketika sopir mendapat musibah tersebut banyak sopir yang memilih tak lapor ke polisi.

Alasannya para sopir tak mau repot dan memilih mengganti kerusakan. 

Akibat kerusakan pecah kaca depan paling murah sopir harus keluarkan biaya Rp 1 juta. 

Biaya akan bertambah besar saat sopir terkena pecahan kaca atau mengenai bodi truk. 

"Saya sendiri saja pernah jadi korban terpaksa  keluarkan biaya Rp 1 juta  untuk ganti  kaca plus jasa pemasangan. Separuh uang pribadi sisanya klaim ke perusahaan. Kalau kena aksi lempar batu otomatis kami kerja tidak bayaran," terangnya.

Sementara,menurut Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jateng-DIY, Bambang Widjanarko, aksi lempar batu yang menyasar dua truk disebabkan dua hal.

Pertama karena ulah para anak muda yang iseng lantaran kurangnya perhatian dan aktivitas sehingga melampiaskannya ke aksi tersebut.

Perbuatan tersebut dinilai dilakukan  secara serampangan dan tidak ada motif kejahatan tertentu. 

Kelompok itu hanya terpengaruh mental kolektif untuk memuaskan kelompok mereka.

Baca Juga: Demi Konten, Aksi Truk Oleng Bikin Heboh Dunia Maya Sampai Makan Korban, Apa Tindakan Polisi?

"Berbeda dengan aksi begal. Mereka beraksi dengan struktur dan ada tujuannya yaitu menjarah barang milik sopir," ujarnya kepada Tribunjateng.com. 

Motif kedua, lanjut dia, bisa saja dilakukan karena ulah sopir itu sendiri. 

Dia mencontohkan, saat sopir ugal-ugalan di jalan sehingga mengancam keselamatan pengguna jalan atau ngeblong jalan. 

Lantas ada pihak tak terima lantas melakukan pembalasan dengan aksi lempar batu tersebut. 

Tak dipungkiri, biasanya dilakukan oleh truk kecil yang sering ugal-ugalan. Berbeda dengan sopir truk besar yang lebih penyabar. 

Baca Juga: Beri Efek Jera, Kemenhub Kembali Potong Empat Truk Obesitas

"Bisa saja begitu ada warga tak terima karena ada sopir ugal-ugalan,"katanya.

Meski demikian, pihaknya telah mewanti-wanti kepada para sopir agar lebih sopan di jalan. 

Pelatihan peningkatakan kapasitas sopir juga diselipkan materi terkait hal itu. 

"Motif hanya iseng atau aksi balas dendam saja. Ga ada motif persaingan bisnis," katanya. 

Dia mengakui, belum pernah melakukan penyelidikan mendalam aksi tersebut. 

"Kalau begal dan perampokan kami bersikap tegas dengan melaporkan ke pihak Kepolisian," terangnya. 

Namun kejadian lempar batu di Jateng dan DIY masih kalah dibandingkan dengan rute lintas Sumatera.

 

"Di Jawa jarang, perbandingannya 1 banding 4 lah dengan Sumatera," ungkapnya. 

Mengutip data yang dihimpun oleh Tribunjateng.com, tahun ini sudah ada tiga peristiwa aksi lempar batu terjadi di Kota Semarang. 

Pertama menimpa sopir truk Febri yang melintas di tanjakan Silayur, Ngaliyan, Kota Semarang, Kamis (28/1/2021).

Kedua menimpa sopir bernama Tawur saat melintas di Jalan Urip Sumoharjo, Mangkang, Tugu, Kota Semarang, Selasa (2/2/2021).

Ketiga menimpa di Jalan Gunungpati-Ungaran tepatnya di Sumurjurang.

Korban terakhir bukan sopir  truk melainkan  pengguna jalan  yang mengemudikan pikap, Selasa (9/3/2021).

Seluruh kejadian terjadi pada dinihari rentang waktu pukul 02.00 hingga 05.00 WIB.

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Semarang-Kendal Dikenal Sopir Truk Banyak Atlet Lempar Batu, Jangan Berani Lewat Sendiri Jam 3 Pagi